14 Januari 2011

sedikit ngomongin negara (1)

Pada suatu malam sebelum tahun baru, sebuah stasiun televisi swasta menayangkan sebuah acara dialog tentang harapan ekonomi Indonesia di tahun 2011. Pembicara dari acara itu ada yang dari kalangan pengusaha, pejabat, praktisi dan pengamat ekonomi. dari diskusi tersbeut diambil kesimpulan bahwa mereka agak pesimis dengan eadaa ekonomi Indonesia di tahun 2011 karena mereka cukup yakin perubahan yang signifikan tidak akan terjadi dengan cepat di negara ini, contohnya dalam bidang infrastruktur dan listrik.
Pengushah membuatuhkan banyak energi listrik untuk bisa melakukan produksi barangnya di negara ini, tetapi saat ini Indonesia masih mengalami defisit listrik serta tarif yang tidak begitu jelas dari pihak penyedia yaitu PLN. Sedangkan dari segi infrastruktur, masih banyak daerah yang belum terkembangkan dengan baik, sehingga untuk kegiatan penyaluran transportasi produk mereka jadi terganggu. Selain itu keadaan alam di daerah-daerah tertentu sudah sangat rusak sehingga mengakibatkan sering terjadinya bencana alam seperti longsor dan banjir yang juga sangat menghambat kegiatan bisnis di daerah tersebut.
Nah, kemudian, ada salah seorang dari mereka mengatakan bahwa ini semua salah pemerintah yang terlalau sibuk mengurusi hal politik di pemerintahan. Terlalu banyak politisasi dalam pemerintah. Setiap kejadian selalu dikaitkan dengan politik, bahkan untuk hal yang penting seperti perencanaan ekonomi Indonesia. You are so damn, right!! Ternyata memang tidak salah mengundang tv swasta itu dalam mengundang pembicara.


POLITISASI
Ya, Politisasi, mengaitkan semuanya dengan kegiatan politik agar mendapatkan pencitraaan yang luas dari masyarakat, sehingga bisa mendapatkan dukungan dari masyarakat. Is it wrong? Oh, tentu tidak salah, yang menjadi salah adalah saat semua hal dikaitkan dengan pencitraan tersebut. Kenapa negara ini setiap tahun terasa semakin paradoks? Tiap hari yang korupsi bukannya semakin sedikit malah semakin banyak yang ketahun, tapi yang tidak ketahuan lebih banyak, dan semua orang tahu itu tanpa perlu update setiap hari. Kenapa? Ya, itu tadi, politisasi. Ada kepentingan politik dibalik ini semua.
Kalau kata saya, negara ini kebanyakan partai politik. Sudah banyak enggak jelas juga tujuan dari partai politik tersebut. Yang satu meninju yang ini, yang ini menendang yang itu, yang mengganyang yang ini. Mereka sibuk menghajar satu sama lain demi kepentingan partai politiknya, sehingga lupa suara siapa yang harus mereka suarakan, suara rakyat!!!! Orang-orang yang telah memilih mereka, yang sudah mempercayakan amanah kepada mereka.  Menyia-nyiakan amanah adalah sebuah dosa. Apa mereka engga takut kalau mereka berdosa? (Entah lah, mungkin mereka yakin sudah banayk amal dan bakal masuk surga. Well, who doesnt have a sin anyway? Probably, they said.)
Nah ini, yang jadi masalah juga sebenarnya bagi aspek kehidupan lainnya, untuk menentukanm tarif dasar listrik naik atau tidak, mereka harus rapat dulu. Untuk mengeluarkan dana pembangunan fasilitas umum, mereka harus rapat dulu. Untuk apa-apa harus rapat dulu, ujung-ujungnya berantem. Kalo engga berantem, yang satu marah, keluar ruangan, atau tiduran di kursinya, (atau bikin film?)  Ah, lama~! Kalau begini terus negara ini keburu ketinggalan semuanya.
Politisasi ini harus dihilangkan dan mengembalikan semuanya kepada publik, kepada masyarakat yang berhak, bukan kepentingan mereka dan geng nya. Harusnya mereka membuat semua hal itu dengan melihat lebih jelas siapa yang mereka wakili. Kemana hati dan pikiran mereka saat membuat kebijakan-kebijakan itu (yang menurut saya kurang bijak)?
Bagaimana benar-benar mau menghapus korupsi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, membuat negara ini menjadi negara yang baik dan benar bagi rakyatnya kalau mereka tidak memulai memperbaiki mereka dan tetap memprioritaskan apa yang seharusnya mereka dahulukan?
---BRB, mata agak jereng ini

Tidak ada komentar: