20 Oktober 2011

Dulu.

Kita pernah saling mengenal
Berbagi cerita, berbagi rasa
Ya, walau tak begitu dekat
Tapi aku pernah mengenal mu
Dan kini, kita kembali menjadi orang asing satu sama lain
Bukan karena benci,
tapi karena rasa canggung saja.
Rasa canggung karena tidak ingin menerima
Dan kemudian mata kita pun tak pernah saling bertemu kembali
Kita menjadi asing satu sama lain.
Hai, siapakah kamu sekarang?
Sudah pasti bukan orang yang sama yang pernah aku kagumi. Dulu.


17 Oktober 2011

my old poem

i write this on 2008



andai saja kau tahu semua.

terus menari, dalam setiap hentakan jantung ku.
detaknya selalu terasa lebih kecang setiap aku melihat mu.
lengkungan senyum itu, terasa bagai sebilah pedang yang menusuk ke dalam jantung.
menusuk tepat disana, dan mematikannya.
terasa sakit, tapi menentramkan.
beban di dadaku seakan terasa diangkat setiap aku melihat lengkungan senyum itu di wajah mu.
kedua bola mata mu yang bundar dan jernih itu setiap saat memberikan sebuah rasa kesejukan yang tak akan pernah aku dapat di laut manapun di bumi ini.
tidak di dunia ini, atau di belahan semesta manapun.
tak pernah aku tahu apa itu arti cinta, tak pernah aku tahu apa arti hidupku.
semua selalu dibatas pikiranku yang tak pernah aku dapat tuliskan.
andai saja kau tahu semua. hah.
Bandung, April 30, 2008



and for this one i'm really sure when i really write this. 

Hei, it's for you!

Asap rokok kembali menemani saya malam ini. menemani setiap kegelisahan yang selalu ada. ya, rasa gelisah, takut, kalut, galau, khawatir, apapun itu namanya, perasaan seperti itu selalu dan selalu bakal tetap ada selama manusia masih bernapas dan berpijak di bumi ini.hanya bisa mengingatnya dari sini, tanpa pernah bisa berucap mesra. tanpa pernah dia tahu betapa saya sangat mengharapkannya. dia, entah di mana, di penghujung bumi yang lain mungkin, sedang tertawa atau mungkin sedang lelap tertidur setelah seharian perasaan lelah menderanya berulang-ulang.
setiap pagi saya jatuh cinta kepada manusia yang sama dan setiap malam saya selalu tidur dengan perasaan rasa sakit yang sama. perasaan patah hati.
dia tak pernah tahu dan tak akan pernah tahu. saya tak akan pernah mengatakan perasaan saya. biarlah tetap seperti ini. biarkan saya tetap mengaguminya dari jauh. biarkan saya tetap berharap esok masih akan datang agar saya bisa melihat dia lagi. berdiri dan tersenyum, seperti biasa.
perasaan yang biasa saja.
dia terlalu sempurna untuk nyata dalam kehidupan saya. dia terlalu mengagumkan. sangat berat melihat dia menderita. entah. entah sampai kapan rasa ini terus tertahan. sampai saya mati mungkin.
ah, persetan! saya tak peduli. yang jelas, melihat dia tersenyum saja sudah membuat saya benar-benar bahagia.
Tuhan memang sangat sempurna memang, karena bisa menciptakan makhluk yang sangat sempurna seperti dirinya.