24 Februari 2011

My Favorite Korea Variety Show

Kita lupakan sejenak bicara yang serius dan absurd tentang kehidupan saya. Biar saya sedikit berbagi soal salah satu hal yang saya suka selain buku dan gitar : acara variety Korea! Ya, mungkin rasanya aneh kok saya bisa suka hal yang begitu...Korea. saya juga enggak tahu kenapa, tapi penyebab tidka penting karena bukan itu yang ingin saya bahas. saya ingin membahas tentang acara variety Korea yang saya sukai.
Mungkin memang sudah menjadi budaya televisi di Korea atau Jepang. Dari Jepang sendiri munghkin ada beberapa acara yang pernah tampil di tv nasional semacam Takeshi Castle, Masquarade, TV Champion dan yang yang saya lihat di salah satu tv lokal yaitu 26 Hours a Day. Acaranya memang cukup menarik, tapi saya hanya selintas saja melihatnya, tidak terlalu ngefans atau bagaimana.
Tapi saat saya menonton acara variety korea, ada perasaan berbeda. saya benar-benar terhibur dan tertawa dengan semua kejadian di acara tersebut. Salah satu acara favorit saya adalah Family Outing. Family Outing mempunyai konsep acara dimana para selebriti  mempunyai tugas untuk menjaga rumah dan menjalankan tugas dari sang pemilik rumah yang sedang berlibur (outing), nantinya selain menjaga rumah mereka para selebriti tersebut harus melakukan berbagi games yang dipandu oleh seorang MC, Yoo Jae Suk. Orang ini yang membuat saya kesengsem sama variety korea, bodornya engga ada dua buat saya. He is really a funny guy~!
Tapi sayang, karena ratingnya terus turun dan Yoo Jae Suk yang ingin lebih berkonsentrasi pada keluarga, Family Outing harus selesai di episode 84 dan satu episode tambahan untuk acara penghargaan. Setelah Family Outing selesai, sebenarnya acaranya dilanjutkan dengan Family Outing 2, tapi sayangnya acara ini kurang berhasil karena dianggap terlalu menonjolkan para idol yang menjadi pengisi acaranya dan kurang terciptanya suasana kekeluargaan yang biasa dilihat di Family Outing pertama dan berakhir pada episode 15.
Karena saya kadung nge fans sama Yoo Jae Suk, saya akhirnya mencari acara-acara lain yang ada dianya, dan acara variety selanjutnya yang saya tonton adalah acara Infinity Challenge (Muhan Doejon). Format acara ini  adalah para MC dari acara ini harus melakukan berbagai tantangan yang diberikan oleh produser dari acara ini. Inti tujuan dari acara ini adalah : giving big laughter to every viewer--intinya harus lucu-selucu-lucunya bagi pemirsa. Hal ini wajar, karena para MC di acara ini umumnya adalah para gagmen (sebutan bagi komedian/pelawak di Korea). Pengisi tetap acara ini diantaranya Yoo Jae Suk sebagai leader, Park Myung Soo sebagai orang nomor 1.5 di acara ini, Jung Jun Ha, Hyung Don, Noh Hong Cul, dam Haha. Untuk Haha sempat vakum dari tahun 2008 hingga 2010 karena harus menjalani wajib militer dan digantikam oleh Jun Jin  dari Shinwa, sampai akhirnya Jun Jin juga harus vakum karena harus menjalani wajib militer tahun 2009, kemudian acara ini juga merekut anggota baru Gil dari Lessang, dan line-up terakhir hingga tahun 2011 adalah Yoo Jae Suk, Park Myung Soo, Jung Jun Ha, Jung Hyung Don, Noh Hong Cul, HaHa, dan Gils  
Acara ini sudah running sejak tahun 2006 hingga sekarang (2011), masih menjadi salah satu acara variety dengan rating terbaik dan mempunyai banyak fans di seluruh dunia. Acara ini buat saya selain menghibur juga sangat menginspirasi saya, karena selain lucu acara ini uga menekankan keterikatan emosional kepada para pemirsanya dengan membuat program/tantangan jangka panjang yang biasanya berupa produk (contohnya Project Calendar atau Rice Harvest) atau suatu event yang hasil kegiatannya akan diberikan dalam bentuk beasiswa kepada mahasiswa universitas. Kegiatan sosial yang menguntungkan dan patut ditiru di negara ini menurut saya, karena image dari acara ini akan menjadi baik sekaligus bermanfaat bagi masyarakat. Ya, asal jangan plagiat saja.
Acara vairety lainnya yang dipandu oleh MC Yoo Jae Suk adalah Come to Play dan Happy Together. Kedua acara ini adalah acara talk show yang juga menurut saya sangat lucu dan menghibur. Di kedua acara ini, para selebriti Korea membagi perasaan dan pemikiran mereka tentang kehidupan yang mereka alami. Saya kurang mendapat info sejarah dari kedua acara itu tetapi kedua acara tersebut berisi obrolan ringan yang cukup menghibur bagi saya.
Next, acara favorit saya adalah Running Man. Masih ingat tentang Family Outing 2 yang harus di-cut pada episode 15 tadi? Nah, ini adalah acara pengganti dari Family Outing 2 tadi. Acara ini dipandu juga oleh Yoo Jae Suk (famous banget ini orang ya? Iyalah, julukannya aja MC Nation). Format acara ini adalah...ya, intinya sih lari. Saya sudah menonton hingga episode 25, dengan format yang berbeda tiap episodenya tetapi pada segmen terakhir selalu diwajibkan dilakukan acara kejar-mengejar dari pengisi acara ini untuk menyelesaikan misi mereka, bila gagal mereka harus melakukan hukuman di akhir acara (biasanya yg cowok pake hotpants, yang cewek pake kumis atau jenggot palsu).
Last but not least, We Got Married. We Got Married adalah acara variety dimana selebriti Korea pura-pura menjadi suami-istri......fictional marriage. Khusus buat acara ini, pasangan yang saya suka adalah Goguma Couple atau YongSeo Couple. YongSeo Couple adalah pasangan  Yong Hwa dari CN Blue dan SeoHyun dari SNSD. They are so cute together and they're look great wth each other. They really should have official relationship outside the show! :D
Well, saya kira segitu dulu lah ya sharing soal variety Koreanya. Kapan-kapan saya sambung lagi kalau ada yang nyangkut di hati lagi. Hehehe.. Bbyoung~!

11 Februari 2011

Schizoprenia and Movie

Apa itu Schizoprenia? Menurut wikipedia Schizoprenia adalah  a mental disorder characterized by a disintegration of thought processes and of emotional responsiveness. It most commonly manifests as auditory hallucinations, paranoid or bizarre delusions, or disorganized speech and thinking, and it is accompanied by significant social or occupational dysfunction. (Sebuah gangguan mental yang dikarateristikan dengan disintegrasi pada proses berpikir dan respon emosi. Biasanya dimanifestasikan dalam bentuk halusinasi, katakutan yang tak berlasan atau ilusi yang sangat hebat atau disorganisasi cara berbicara dan berpikir, dana biasanya berbarengan dengan disfunsional funsi sosial dan sikap). Well, kira-kira begitulah artinya.
Saya pertama kali tahu istilah ini dari sebuah film Jim Carrey yang berjudul "Me, Myself and Irene", yang menceritakan tentang seorang polisi lokal bernama Charlie, yang diperankan oleh Jim Carrey, yang memendam rasa frustasinya terhadap kehidupannya sehingga menghasilkan seorang pribadi baru dalam diri Charlie yang bernama Hank. Saya cuman, "Oh.." saja melihat film ini, tidak terlalu tertarik, tetapi film selanjutnya yang membuat saya aware dengan Schizoprenia adalah "Fight Club". Saat saya masih di SD, melihat trailer film ini, saya pikir film ini hanya "another cool guy, beating bad-ugly-looking-face guy" tapi saya baru sempat menontonya pada kelas 3 SMA, and it is totally out my imagination. 
Film ini menceritakan tentang seorang Narator yang memiliki kehidupan yang "sempurna" hingga pada suatu hari dia bertemu dengan seorang Tyler Durden dan membuat sebuah klub, Fight Club dan sejak itu hidupnya berubah. Tyler yang karismatik, membuat sebuah gerakan bawah tanah untuk menentang segala bentuk kemapanan hidup dan konsumerisme yang ada dengan menggunakan anggota dari Fight Club tersebut. Narator tersebut tidak setuju dengan apa yang akan dilakukan oleh Tyler, hingga akhirnya dia sadar bahwa Tyler adalah dia sendiri, dan sejak saat itu saya benar-benar terkesima dengan Tyler. 
Saat itu saya mulai berpikir betapa menyenangkannya bisa mempunyai alter-ego atau kepribadian lain yang tidak saya miliki dalam diri saya, betapa keren-nya bila saya bisa melakukan banyak hal yang tidak bisa saya lakukan bila saya hanya menjadi diri saya sendiri. Yes, i'd like to one schizoprenic please! Saya pikir Schizoprenia hanya  berbicara tentang kepribadian ganda saja, tapi ternyata tidak. Saya barubtahu setelah saya nonton film lain tentang Schizoprenia yaitu "A Beautiful Mind". Film ini diangkat dari sebuah buku dengan judul yang sama, yang menceritakan tentang John Nash , yang merupakan ilmuwan matematika dari Amerika yang menderita Shcizoprenia. Dia menjadi subjek berita ini berkat prestasinya meraih Nobel dalam bidang ekonomi tahun 1994, untuk teorinya yang dia sebut "Nash Equlibrium" (dan ya, saya sedikit mempelajari teori itu dalam salah satu bab di ekomoni manajerial). Dalam cerita tersebut John Nash mengalami schizoprenia dalam bentuk halusinasi akut, dia menjadi seorang mata-mata, mempunyai teman sekamar khalayan dan itu benar-benar merusak karir dan hidupnya.
Salah satu film tentang schizoprenia lainnya adalah "The Soloist". Film ini diperankan oleh Robert Downey, Jr. dan Jamie Foxx dan diangkat berdasakan kisah nyata dari seorang kolumnis bernama Steve Lopez menceritakan tentang seorang musisi berbakat bernama Nathaniel Ayers yang menjadi gelandangan dan hidup di jalan akibat dari schizoprenia yang dimiliki oleh Ayers. Ayers dalam film ini digambarkan memiliki schizoprenia dalam bentuk halusinasi dan paranoia akut, yang bisa membuat dia menjadi sangat kasar dan berbahaya akibat dari ketakutannya tersebut. What i can tell you about this movie: it doesn't work on the market.
Ada satu ceirta lagi tentang schizoprenia yang saya lihat di tv, dalam acara "Oprah Winfrey Show". Dalam acara tersbut, dicertakan tentang seorang anak berumur 7 tahun yang mengidap schizoprenia sejak berumur 3 tahun. Bentuk awal dari schizoprenia yang dieritanya berupa ilusi teman imajiner berupa hewan peliharaan, awalnya semua baik-baik saja hingga tingkat yang lebih parah timbul, binatang-binatang tersebut mulai memerintahkan untuk melakukan hal-hal yang berbahay untuk anak seumurnya dan membuat anak tersebut menjadi sangat berbahay dan kasar bagi orang-orang terdekatnya, sehingga orang tuanya harus menyiapkan sebuah rumah khusus bagi anak tersebut dan bergantian menjaga anak tersebut. What a life, dude! 
Dan ya, ide saya untuk memiliki shcizoprenia langsung saya hapus seketika, saya tidak ingin menjadi berbahaya bagi orang lain di sekitar saya dan lagipula tidak ada salahnya menjadi membosankan kan? 
Di Indonesia, sering timbul kasus pembunuhan atau bunuh diri dimana pelakunya mempunyai alasan karena "ada suara-suara yang memerintahkannya", dulu saya pikir itu tidak logis. "Memangnya ada suara dari mana? Dari setan?!" dan ya, semua orang di sini pasti berpikir seperti itu, tapi bagaimana bila memang pelaku tersebut mempunyai schizoprenia? 
Well, someone tell me i have to go now, it's a friend. a shy friend that have great idea. makin' nuclear or something. 
"Hey, do you want to write something?"
"Hey, i told you never mention me?!! Get that, prick?!! Just tell them!"
"Tell what?"
"This conversation,"
"This conversation.."
"Is over.."
"Is Over."