28 Februari 2010

Sedang meringis Perih

Hmm, kata teman saya, manusia itu terlalu senang menggunakan kata ' andaikan'. Andaikan ini, andaikan itu, andaikan bla bla bla.... dan ternyata memang, iya..
Saat saya ingin bilang, andaikan saya dulu tidak melakukan sebuah pilihan.. kira-kira hidup saya seperti apa ya?
Lebih hancur kah?
Lebih baik kah?
Entahlah..
Ah, harusnya teman saya juga bilang kalau manuisia senang menggunakan "entahlah", mengingat banyak ketidaktahuan manusia. Kalau manusia itu merasa tahu segalanya, artinya manusia itu sok tahu! Saya tidak suka orang sok tahu! Semua ornag juga tidka suka orang sok tahu....

Kembali lagi ke masalah andaikan, andaikan saya tidak lahir di Bandung, ya, coba saya lahir di Garut. Apa nama saya akan sama? Atau berbeda? Menjalani kehidupan yang sama? Kenal dengan orang-orang yang sama?
Katanya kehidupan ini itu pararel. Tidak berseri mungkin. Setiap kesempatan bisa merubah seglanya, semua hal. Mengambil tikungan di jalan pun mungkin bisa merubahnya, sebuah kerikil kecil yang jatuh di atas kepala bisa merubahnya, memilih lagu di playlist juga bisa merubahnya. Benarkah?
Lalau bagaimana dengan ungkapan, "Hidup manusia itu sudah diatur.."
Ya, memang diatur, sebagian.. sebagian lagi tidak. Apa yang sebagian itu? Ya, hidup kamu. Ya, maksudnya dalam hal apa? Jodo Pati Bagja Cilaka Lahir, kalau dalam bahasa Sunda biasanya itu.
Artinya, Jodoh, Kematian, Bahagia, Celaka dan Kelahiran, semuanya sudah diatur.
Oh..
Ya, sudah diatur. Tak perlu risaulah kita sama 5 hal itu.
Sama siapa?
Sama yang diatas!
Bang Maman?!!
Bukan!
Tapi Bang Maman lagi benerin Genteng... Dia lagi diatas..
Maksudnya diatur sama Tuhan...
Nah, begitu baru jelas...
Hah, andaikan saya tidak pernah bertemu dia.,,,
Siapa dia?
Udah ah, sedang meringis perih nih!

Tidak ada komentar: