08 Juni 2012

Bisnis sih, tapi....

Apa yang bakal saya bahas kali ini? 
Yang ingin saya bahas adalah kenyataan betapa banyak so-called 'motivator', 'entrepreneur' atau konsultan bisnis di sosial media twitter, mereka punya banyak follower dan ya, mereka membagi ide mereka melalui twit-twit mereka. Saya tidak memfollow mereka, belum pernah melihat mereka secara langsung atau tahu ada acara mereka di tivi macam Mario Teguh dan menontonnya. Tapi yang jelas mereka cukup terkenal di twitter. Yang jadi masalah adalah saat mereka membagi ide-ide mereka, yang menurut saya pribadi agak kurang sesuai untuk reputasi mereka. Mohon maaf bila ada fansnya dan marah membaca ini, tapi saya merasa ada yang janggal dari mereka semua. Mungkin niat mereka baik, dan saya saja yang tidak bisa menerimanya.
Ini ada beberapa hal yang saya kurang setuju dengan ide mereka. Saya ingin sedikit mengeluarkan pendapat tentang hal ini, kenapa? karena khawatir dengan yang saya lihat selama beberapa waktu ini.

1. Ibadah untuk bisnis 
Ini saya kurang setuju, kenapa? karena menurut saya, ibadah itu, ya ibadah. Simply as that. Buat saya sih, ibadah niatnya harus lillahi ta'ala. Mau sholat, mau sedekah, mau apapun itu. Setiap aspek kehidupan kita juga bisa jadi ibadah bila diniatkan kan? Sekarang bila ibadah diniatkan untuk 'memperlancar bisnis', 'melancarkan rejeki', apa masih murni ibadah? Mungkin ada niat lain sebenarnya dari ajakan tersebut, mungkin cara penyampaiannya saja yang saya kurang paham, dan mungkin waktu mereka baca ini mereka cuma bakal jawab, "Ah, ilmu elu yang masih cetek!" But somehow, it doesn't fit me. Iya, sih saya aja solatnya masih bolong-bolong, tapi saya tetap merasa kurang sesuai bila kita sedekah dan solat pake alasan "biar bisnis lancar.." Jadi, kalau sedekah jangan gede-gede? Ya, semampu kita lah, mau kecil atau besar, tapi yang penting menurut saya, niatnya ya mesti sesuai lah.  

2. Karyawan
Ouh, saya banyak banget baca twit mereka yang menurut saya ya menjadikan mereka yang jadi karyawan sebagai kasta 'kelas dua'. Kaum hina dan pengecut, karena 'tidak berani' ambil resiko untuk berbisnis. Disini saya mau bicara tentang passion. Passion. So simply, menurut @ReneCC passion itu apa yang membuat kita enjoy, walau kita capek setengah mati, tapi kita tetap bisa menikmati setiap hal yang membuat kita capek tersebut. Ada rasa ketertarikan yang tinggi dari hal tersebut. Passion lebih dari sekedar hobi. Buat lebih jelas mungkin baca bukunya sang penulis saja, karena saya tidak punya kapasitas yang cukup dalam berbicara hal tersebut. Kenapa passion?  Simple aja, karena menurut saya dalam berbisnis, apapun itu, balik lagi ke passion kita. Engga semua orang punya passion untuk berbisnis, walaupun sebenarnya itu bisa dibentuk, tapi tetap saja engga semua orang punya passion untuk itu. Passion untuk berbisnis kan baik dan bagus? Oh iya, tapi apa lantas passion selain itu menjadi jelek? Saya kira engga, karena pada dasarnya setiap manusia itu berbeda. Tidak ada satu standar yang pasti passion macam apa yang paling baik atau paling jelek, kecuali passion yang dipunyai buat tindakan kriminal.     
Untuk membuat bisnis sendiri atau tidak, saya merasa itu adalah sebuah pilihan diri masing-masing. Saya rasa tidak perlu sampai merendahkan profesi orang lain untuk mengajak orang menjadi entrepreneur dan punya bisnis sendiri dan sampai sekarang saya tidak mengerti mengapa bentuk kampanyenya seperti itu? Bila saya bekerja sebagai pegawai, dan saya merasa nyaman dengan pekerjaan tersebut, mendapatkan kesempatan dan pengalaman yang sesuai harapan saya saat saya menjalani pekerjaan tersebut, apa saya salah? Lalu mengapa karyawan mesti direndahkan macam begitu?

3. Kaya-kaya-kaya
Ini tujuan dari mereka semua. Menjadikan pengikutnya kaya dengan jalan yang mereka tunjukan. Menjadi 'sukses' (saya beri tanda kutip karena patokan sukses mereka adalah banyaknya harta yang dimiliki) di usia muda. Emang jelek gitu? Ya, bagus sih, siapa yang engga pengen kaya ya? Tapi kaya buat apa? Kaya buat sendiri? Banyak uang, punya rumah mewah, mobil mahal, perhiasan banyak, jalan-jalan ke luar negeri terus? Emang lu engga pengen?! Ya, pengen, tapi saya rasa ada lebih dari itu semua dalam hidup ini.
Iya, dengan meningkatnya kekayaan yang kita miliki, kemampuan kita akan lebih baik. Akan memilliki cukup uang untuk membangun usaha yang menyediakan pekerjaan bagi masyarakat, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan sebagainya. Tapi yang jadi masalah di negara ini adalah bukan kurangnya orang kaya, tapi siklus perputaran uang yang hanya berada di beberapa orang saja. Mereka hanya mengajarkan bagaimana cara 'menjadi kaya', tapi tidak membuat petunjuk untuk 'orang-orang kaya' yang sudah mereka bentuk. 

Ya, itu cuman concern saya sih. Bagus jadi entrepreneur itu, membuka peluang kerja buat yang lain, membuka perekonomian buat masyarakat dan negara, tapi ya alangkah lebih baiknya bila konsep ajakannya dibuat lebih baik lagi. Tanpa statement yang men-judge, menurut saya.  

Tidak ada komentar: