04 Januari 2012

A New Hope

Jadi, sekarang sudah tahun baru, tapi saya merasa masih banyak yang belum berubah. Saya belum ganti kalender dan status mahasiswa masih saya sandang. fuck. Saya masih ingat 1 Januari empat tahun lalu, saat saya memutuskan untuk keluar dari kampus lama saya setelah tiga semester menjalani kuliah di tempat itu dan selama enam bulan selanjutnya saya benar-benar jadi pengangguran. 
Hah, enam tahun terlewat begitu saja jadi mahasiswa. Tak ada karya, tak ada prestasi yang saya buat and of course, single! Saya sudah jenuh dengan status yang saya punya, saya ingin segera mencapai fase yang baru. Well, sebenarnya tidak begitu terbuang sih, tidak secara real terlihat memang tapi ada banyak perubahan dalam cara berpikir saya dan banyak value yang saya dapat selama enam tahun ini. Dan tentunya saya mempunyai lebih banyak teman dari dua kampus yang sudah saya "jelajahi". Lebih bisa menghargai arti keluarga, teman dan saya sendiri tentunya...
Selama enam tahun ini saya mengalami banyak proses kehidupan yang ada diluar pikiran saya sendiri. Saya berada dalam kondisi diluar kemampuan dan kemauan saya. Semua proses yang rumit dan berbelit-belit tentang pendewasaan diri dan pencarian arti diri bisa sangat membuat lelah, dan sejak beberapa minggu terakhir saya memutuskan untuk berhenti berpikir tentang apapun, karena terlalu banyak berpikir membuat saya sulit tidur, tidak enak makan dan sangat depresif. Sekarang saya lebih memilih untuk lebih banyak merasakan daripada berpikir. Feel more, think less. Karena berpikir terlalu banyak tentang kehidupan tanpa merasakannya, saya kira sia-sia sekarang.   
You're thinking being 20 and it's hard? Try being 24 and still doing the same thing that you do at 18 while your friend out for work and getting ready to get married. Yeah, My self esteem is very low right now. Teman-teman saya sudah banyak yang bekerja, cari penghidupan sendiri, mengadu nasib sendiri, menjalani fase selanjutnya dari hidup mereka. Ah, saya iri sama mereka, mereka sudah bisa punya duit sendiri, bisa bayar cicilan motor sendiri, bisa bayar makanan mereka sendiri saat ngopi tanpa perlu minta sama orang tua lagi, sementara saya masih disubsidi sama orang tua. da fuq!
Tapi ya sudahlah, saya juga tidak terlalu mengerti kenapa ini semua terjadi kepada saya, I mean, mungkin ada orang lain yang mengalami hal yang lebih buruk daripada saya, mungkin Tuhan ingin saya belajar sedikit lebih banyak lagi dalam kehidupan ini. Lebih sabar dan tidak sombong, karena hidup yang jalani bukan milik saya sendiri seutuhnya. Tidak ada kehidupan yang kita miliki. 
Bila kita ingat sepuluh atau lima belas tahun yang lalu, apakah kita pernah berpikir akan bertemu dengan si A, minum kopi sama si B, nongkrong di tempat ini, pergi ke tempat itu, belajar tentang hal-hal absurb di kampus, jatuh cinta dengan seseorang yang menjadi pacar kita? Saya kira tidak ada. Tak ada kepastian dalam hidup, tidak ada yang bisa menjaminnya. Apa yang hari ini benar, mungkin besok salah. Apa yang saat ini sedang dicintai, mungkin besok sudah dibenci. Apa yang baru hari ini, adalah usang saat esok hari. And yet, life still goes on, no matter how tired you are. Just grind the road!

Tahun baru ya? Semangat baru dong. Pasang senyum di wajah. Coba jalan lebih ceria, lihat semua hal dengan perspektif baru. Semua hal terjadi untuk sebuah alasan. Sekarang kita mungkin belum mengerti, Yan, tapi mungkin nanti, nanti saat semua sudah dijelaskan oleh Tuhan. Saat masterplan hidup kita sudah dijelaskan dan kita sudah siap untuk mengerti itu semua. Bersabarlah sedikit lagi. Cheer up, mate! 
Sincerenly, yourself. 

Tidak ada komentar: