sangat aneh rasanya membayangkan masa lalu. sebagian terasa masih segar dalam ingatan, sebagian lagi benar-benar terasa sangat kabur. bila mengingat saat ini, apakah ini yang saya inginkan lima atau enam tahun yang lalu?
jatuh cinta dan patah hati pada orang yang sama? tertawa dan sekaligus sedih karena kawan yang sama? bertemu orang-orang baru dengan cerita dan pengalaman yang baru? apa ini yang saya inginkan? rasanya saya tidak pernah meminta. tapi inilah yang saya rasakan sekarang.
Di satu sisi saya bersyukur diberi banyak pengalaman, di sisi lain saya juga merasa banyak kehilangan. but, life just goes on. entah berapa orang lagi yang harus hadir dalam hidup saya kemudian hilang dan yang tersisa hanya kenangan dan perasaan senang dan sedih yang meluap bersamaan.
I feel so empty right now.
02 Desember 2011
20 November 2011
--Makan Kursi--
Co : "Kamu marah kenapa sih?"
Ce : "Bodo, pikir aja sendiri!"
Co: "Ya udah, aku minta maaf deh.."
Ce : "Minta maaf buat apa?"
Co : "Ya, engga tau, emang kamu marah kenapa?"
Ce : "Kamu emang engga pernah ngertiin aku!!!!"
Co : --Makan Kursi--
Ce : "Bodo, pikir aja sendiri!"
Co: "Ya udah, aku minta maaf deh.."
Ce : "Minta maaf buat apa?"
Co : "Ya, engga tau, emang kamu marah kenapa?"
Ce : "Kamu emang engga pernah ngertiin aku!!!!"
Co : --Makan Kursi--
17 November 2011
skripsi skripsi skripsi!
Saya sedang mumet sama tugas akhir ini. Saya sudah memikirkan ini lebih dari 2 bulan dan masih saja belum ketemu subjek apa yang mau diambil. Saya ga yakin sama semuanya.
02 November 2011
Just sayin'
karena sukses tidak harus berhenti di sebuah titik
karena kematian lebih baik tidak diketahui
karena cinta selalu datang tanpa diminta
karena belajar adalah proses seumur hidup
karena apa lagi ya? saya masih mencari
karena kematian lebih baik tidak diketahui
karena cinta selalu datang tanpa diminta
karena belajar adalah proses seumur hidup
karena apa lagi ya? saya masih mencari
20 Oktober 2011
Dulu.
Kita pernah saling mengenal
Berbagi cerita, berbagi rasa
Ya, walau tak begitu dekat
Tapi aku pernah mengenal mu
Dan kini, kita kembali menjadi orang asing satu sama lain
Bukan karena benci,
tapi karena rasa canggung saja.
Rasa canggung karena tidak ingin menerima
Dan kemudian mata kita pun tak pernah saling bertemu kembali
Kita menjadi asing satu sama lain.
Hai, siapakah kamu sekarang?
Sudah pasti bukan orang yang sama yang pernah aku kagumi. Dulu.
Berbagi cerita, berbagi rasa
Ya, walau tak begitu dekat
Tapi aku pernah mengenal mu
Dan kini, kita kembali menjadi orang asing satu sama lain
Bukan karena benci,
tapi karena rasa canggung saja.
Rasa canggung karena tidak ingin menerima
Dan kemudian mata kita pun tak pernah saling bertemu kembali
Kita menjadi asing satu sama lain.
Hai, siapakah kamu sekarang?
Sudah pasti bukan orang yang sama yang pernah aku kagumi. Dulu.
17 Oktober 2011
my old poem
i write this on 2008
andai
saja kau tahu semua.
terus
menari, dalam setiap hentakan jantung ku.
detaknya
selalu terasa lebih kecang setiap aku melihat mu.
lengkungan
senyum itu, terasa bagai sebilah pedang yang menusuk ke dalam jantung.
menusuk
tepat disana, dan mematikannya.
terasa
sakit, tapi menentramkan.
beban
di dadaku seakan terasa diangkat setiap aku melihat lengkungan senyum itu di
wajah mu.
kedua
bola mata mu yang bundar dan jernih itu setiap saat memberikan sebuah rasa
kesejukan yang tak akan pernah aku dapat di laut manapun di bumi ini.
tidak
di dunia ini, atau di belahan semesta manapun.
tak
pernah aku tahu apa itu arti cinta, tak pernah aku tahu apa arti hidupku.
semua
selalu dibatas pikiranku yang tak pernah aku dapat tuliskan.
andai
saja kau tahu semua. hah.
Bandung,
April 30, 2008
and for this one i'm really sure when i really write this.
Hei, it's for you!
Asap rokok kembali menemani saya malam ini. menemani setiap kegelisahan yang selalu ada. ya, rasa gelisah, takut, kalut, galau, khawatir, apapun itu namanya, perasaan seperti itu selalu dan selalu bakal tetap ada selama manusia masih bernapas dan berpijak di bumi ini.hanya bisa mengingatnya dari sini, tanpa pernah bisa berucap mesra. tanpa pernah dia tahu betapa saya sangat mengharapkannya. dia, entah di mana, di penghujung bumi yang lain mungkin, sedang tertawa atau mungkin sedang lelap tertidur setelah seharian perasaan lelah menderanya berulang-ulang.
setiap pagi saya jatuh cinta kepada manusia yang sama dan setiap malam saya selalu tidur dengan perasaan rasa sakit yang sama. perasaan patah hati.
dia tak pernah tahu dan tak akan pernah tahu. saya tak akan pernah mengatakan perasaan saya. biarlah tetap seperti ini. biarkan saya tetap mengaguminya dari jauh. biarkan saya tetap berharap esok masih akan datang agar saya bisa melihat dia lagi. berdiri dan tersenyum, seperti biasa.
perasaan yang biasa saja.
dia terlalu sempurna untuk nyata dalam kehidupan saya. dia terlalu mengagumkan. sangat berat melihat dia menderita. entah. entah sampai kapan rasa ini terus tertahan. sampai saya mati mungkin.
ah, persetan! saya tak peduli. yang jelas, melihat dia tersenyum saja sudah membuat saya benar-benar bahagia.
Tuhan memang sangat sempurna memang, karena bisa menciptakan makhluk yang sangat sempurna seperti dirinya.
01 Oktober 2011
25 September 2011
Penyiar Keder---
Kadang kita mungkin engga nyadar kalau sebenarnya penyiar juga manusia. Mereka tetap memberi semangat dan keceriaan kepada para pendengarnya. Announce berita bagus, kabar lalu lintas dan iklan sabun colek mutakhir yang bisa menghilangkan lemak membandel di badan. Tapi ya, penyiar juga manusia, mereka juga kadang punya kenangan dan keterikatan emosi antara kehidupan mereka dengan lagu-lagu yang mereka mainkan.
"Every little thing she does is magic
Everything she do just turns me on
Even though my life before was tragic
Now I know my love for her goes on.." -- The Police : Every Little Thing She Does is Magic
Penyiar Priah : "Ah, indah memang rasanya bila kita sedang jatuh cinta seperti lagu ini.. Saya juga pernah.... Sayang ditolak. Ngepet tuh cewek!"
"It's your smile,
Your face, your lips that I miss,
Those sweet little eyes that stare at me
And make me say,
I'm with you through all the way.." Basil Valdes - You
Penyiar Wanita : "Nah, apakah para pendengar pernah merasa sangat bahagia saat melihat orang yang kita cinta seperti lagu tadi? Saya juga pernah seperti itu..... sampai saya operasi lasik. Terima Kasih sudah menyadarkan saya, Tuhan!!"
"Oh, kiss me beneath the milky twilight
Lead me out on the moonlite floor
Lift your open hand
Strike up the band and make the fireflies dance
Silver moon's sparkling
So kiss me..." Sixpence None The Richer - Kiss Me
Penyiar Wanitah :"Liriknya memang terdengar nakal yah, tapi saran dari saya.... sikat gigi kek nyet! Ga nyadar banget abis sarapan jengkol maen nyosor guah aja! Eh.. tapi udah putus kok pemirsa"
"Kau hancurkan aku dengan sikap mu
Tak sadarkah kau telah menyakiti ku
Lelah hati meyakinkan mu
Cinta ini membunuhku.." D'Massiv - Cinta Ini Membunuhku
Penyiar 1 : "Iya, satu tembang lawas dari... eh ai elu kenapa?" *nengok penyiar 2
Penyiar 2 : *nangis sesegukan*
"Ku hamil duluan sudah tiga bulan
Gara-gara pacaran tidurnya berduaan
Ku hamil duluan sudah tiga bulan
Gara-gara pacaran suka gelap-gelapan.." Tuti Wibowo - Hamil Duluan
Penyiar Wanitah : "Amit-amit deh ya, pendengar. Semoga engga ada yang kejadian, kayak saya.... Eh, engga. Bukan! Bukan saya! Kok gue curhat mulu sih?!!!"
"Near, far, wherever you are
I believe that the heart does go on
Once more you open the door
And you're here in my heart
And my heart will go on and on.." Celine Dion - My Heart Will Go On
Penyiar Priah : "Banyak adegan romantis di film Titanic, yang mana membuat banyak pasangan senang dengan film itu. Ro-man-tis. Gua bisa kok romantis. Gua bisa! Gua yakin bisa!! Kenapa lu ga ngasih gua kesempatan buat buktiin!! KENAFAAAAA!!!!"
"You're the meaning in my life
You're the inspiration
You bring feeling to my life
You're the inspiration.." Chicago - You're the Inspiration
Penyiar Priah : "Ada ga sih lagu di radio ini yang engga bikin gua inget mantan? Asal elu tau, gua udah sebar undangan!!"
19 September 2011
16 Agustus 2011
Kek nya ada yang kurang
Pagi ini, timeline saya dipenuhi euforia " twit nasionalis" yang bicara tentang kemerdekaan negara ini. Ya, bagus sih, setidaknya masih ada yang inget kalau 17 Agustus itu Hari Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ya, banyak yang engga inget juga karena suasana Hari Kemerdekaan ini ternyata bertepatan dengan malam nuzulul qur'an bulan Ramadhan, jadi sebagian mungkin lebih inget buat ibadah daripada mengingat harus ikut upacara misalnya.
Tapi saya ngerasa ada yang kurang aja dari euforia ini. Semua twit yang saya baca, gitu-gtu aja, ngomongin hal yang biasa aja. Tidak nambah insight apapun, mungkin yang ngetwitnya terlalu sibuk jadi tidak sempat baca dan menambah pengetahuannya. Bukannya apa-apa lho, saya kadang ngerasa risih juga baca twit macam gitu hanya dari persepsi pribadi saja. I mean, kita udah mahasiswa, bentar lagi sarjana, ada yang sudah sarjana malah, kalau mau ngomongin yang serius macam gini ada baiknya didasarkan kepada data, fakta atau literatur sehingga apa yang di share tidak hanya mengumbar jargon.
Karena kalau hanya cuap-cuap mengumbar jargon macam "Indonesia bisa lebih baik-Mengenang perjuangan bangsa!- Semangat Kemerdekaan!" dan sebagainya, itu sama aja kek spanduk di jalan-jalan yang ditulisi dengan "Jauhi narkoba, jadi lah pemuda Indonesia yang kreatif!" oleh pemerintah, tapi pengedar narkoba dibiarkan berkeliaran oleh pemerintah, dan fasilitas untuk mengembangkan kreativitas ditiadakan pula oleh pemerintah. Trus gimana bisa tercapai tujuan mulia tadi agar setiap pemuda bisa menjadi kreatif dan tidak terjerat narkoba?
Bangsa ini memang bangsa spanduk kalau kata salah satu dosen saya. Semua masalah cukup dibuat spanduknya, dan semua masalah itu seolah-olah akan beres dengan spanduk-spanduk itu ada.
Enam puluh enam tahun yang lalu, visi negara ini adalah untuk menjadi sebuah negara yang bebas dan merdeka dari segala bentuk penjajahan yang terjadi waktu itu, yang jadi masalah utama sekarang adalah para pendiri bangsa ini tidak membuat visi setelah kita merdeka. Karena itulah negara ini menjadi negara luntang-lantung, negara yang tidak jelas mau jadi apa. Disebut negara agraris, beras saja impor yang banyak tumbuh malah rumah-rumah beton dan banyak petaninya hidup susah. Disebut negara industri, menghasilkan produk apa negara ini yang bisa dibanggakan? Koruptor? Lumpur Lapindo?
Pemegang pemerintahan juga masih lebih banyak bersikap feodal. Lebih sering minta dilayani oleh masyarakat daripada menjadi pelayan bagi masyarakatnya. Kebijakan yang dibuat lebih ditujukan untuk kepentingan golongan dan hanya untuk mengatasi masalah jangka pendek saja. Kalau ada masalah lagi, ya bikin aturan lagi, terus saja begitu jadi tumpang tindih antara satu aturan dengan aturan lainnya. Kita kehilangan visi sehingga kita tidak mempunyai arah yang jelas negara ini mau dibawa kemana. Sedang ribut kiri, semua orang ke kiri. Diarahkan ke kanan, semua orang ke kanan. Macam bebek.
Ini yang agak kurang di negara ini, satu orang ngomong tentang nasionalisme, yang lain ikut berkicau hal yang sama, tanpa tahu maksud dan tujuannya apa. Hasilnya hanya tren belaka dan besok apa yang sudah diucap pasti terlupa. Ini bahaya! Karena bila tingkah laku seseorang sudah tidak sesuai dengan ucapannya, itu sudah mendekati tanda-tanda orang munafik. Hah, sudahlah, it's always easier said than done.
Well, Happy Independence Day! God bless Indonesia! Amin.
10 Agustus 2011
#eeaaaaa
"Pelangi-pelangi alangkah indah mu,
merah, kunig hijau, dilangit yang biru....."
"Ngapain sih nyanyi lagu anak kecil kek gitu?"
"Engga, lagu itu cuman ngingetin aku sama kamu aja,"
"Hah? Kok bisa?"
"Karena kamu juga indah dan juga ciptaan Tuhan."
04 Agustus 2011
Untitled 1
Bersemangat dan tersenyum lah, jiwa yang lelah
Esok akan lebih berat dari apa yag kau tahu
Terik yang membakar kulit
Dingin yang menusuk tulang
Kesendirian dan perpisahan dengan orang yang kau cintai
Semua itu masih disana
Menunggu mu di hari esok nanti
Berjalan lah dengan tegak
Jangan matikan semangat itu
Jangan matikan bara itu
Biar lah padam bila waktunya
Saat Tuhan menyapa mu kembali
Tersenyumlah, walau terasa berat.
Esok akan lebih berat dari apa yag kau tahu
Terik yang membakar kulit
Dingin yang menusuk tulang
Kesendirian dan perpisahan dengan orang yang kau cintai
Semua itu masih disana
Menunggu mu di hari esok nanti
Berjalan lah dengan tegak
Jangan matikan semangat itu
Jangan matikan bara itu
Biar lah padam bila waktunya
Saat Tuhan menyapa mu kembali
Tersenyumlah, walau terasa berat.
30 Juli 2011
Ini cerita magangku, apa cerita magang mu?
Magang, apa itu magang? Saya juga ga tau sebenernya, mungki definisinya ada di buku pedoman magang bersampul hijau itu, tapi saya lagi malas buat bacanya. Magang itu pura-pura kerja, padahal saya tak tahu apa yang saya kerjakan. “Riyan, kerjakan ini, terus itu, lalu habis itu begini..” Ya, saya kerjakan, betul atau salah saya tidak tahu.
Magang, kenapa harus minimal 30 hari kerja? Mungkin kalau seumur hidup nanti kita juga yang susah. Magang, kenapa harus buat laporan? Harusnya kampus langsung tanya saja ke tempat kami magang. Sudah lah kami yang mencari tempat, kami yang magang, kami juga yang bikin laporan, kampus mau bantu apa?
Magang, banyak cerita, banyak pengalaman, banyak hal aneh dalam dunia profesionalisme. Saya sadari bahwa saya belum pernah merasakan bagaimana ‘bekerja’ dalam lingkungan kantor atau organisasi selain sekolah, kampus dan rumah. It’s totally different.
BOSAAAAAAAAAAAAN!
Magang itu bosan. Saya ditugasi menyusun data pegawai sebanyak 2 rak. Dan percayalah 2 rak Bantex itu banyak! Saat pertama saya mulai, 1 Bantex saya susun selama 1 jam, kemudian 1 Bantex jadi 45 menit hingga yang paling cepat 30 menit. Saya melakukan hal yang sama selama 2 minggu dan sangat-sangat-sangat membosankan. Duduk sendirian, disudut, bersama 200 Bantex, make you wanna die.
Lingkungan Usia
Kalau sekolah yah, mungkin teman satu kelas kita bisa beda 1-2 tahun, tapi kalau kerja? Bisa 1-30 tahun! You can meet someone old as your mom/dad. Disinilah basa basi diperlukan. Kurang senyum atau sopan dikit, bisa dicuekin seharian. Sama sekantor.
Tak semua orang benar-benar bekerja
Selain itu, saya juga baru tahu bahwa di kantor, tak semua orang benar-benar bekerja. Ada yang sibuk hilir mudik, tapi kerjaan di mejanya terbengkalai. Ada yang hanya mondar-mandir, sapa kiri-kanan, hilang, 2 jam balik lagi melakukan hal yang sama. Ada yang bahkan benar-benar hilang dari mejanya dan tak ada yang tahu kemana.
“Maaf, mas saya nyari bapak X.”
“Waduh, saya enggak tahu. Bu, bapak X kemana?”
“Waduh, saya juga engga tahu, kalau mau tunggu aja sampe…… lebaran taun depan.”
Kok bisa gitu yah? Saya juga engga ngerti. Kepentingan pribadi kadang juga menyita banyak waktu di kantor. Sebenarnya sih boleh, curi-curi waktu sedikit kalau mau keluar kantor asal pekerjaannya beres dan jelas keluar kantor tujuannya mau apa.
Wanita itu sensitif dan membuat mereka marah adalah kesalahan
Women is taking control at the office. Mereka yang tahu semua gosip, mereka yang tahu semua berita di kantor. Kita harus berhati-hati sama wanitah di kantor. Pokoknya jangan sampai mereka merasa sakit hati dan diasingkan. Kenapa? Karena image kita di kantor yang dipertaruhkan! Kalau mereka sakit hati, besok kita ngobrol sama tembok.
“Pagi, Teh. Gimana semua baik-baik saja?”
“………hmmmm.”
R.E.D (Retirement Extremly Dangerous)
Saya magang di bagian administrasi SDM dan kebetulan sekarang ada di bagian kesejahteraan pegawai yang mengurus administrasi pada pensiunan juga. Para pensiunan ternyata bisa sangat menyeramkan dan melelahkan. Mereka umumnya sudah tua, agak pikun dan pendengarannya terganggu. Ada juga yang maish segar bugar sih, tapi tidak begitu banyak. Setiap bulan mereka atau perwakilan dari keluarganya datang ke kantor untuk mengambil uang pensiun mereka yang mungkin sebenarnya tidak seberapa dibanding gaji mereka dulu, tapi toh lumayan lah buat mereka jajan sambil sekalian bertemu dengan kolega sewaktu masih bekerja.
Tapi, dengan banyaknya kebijakan perusahaan yang berubah klita berkewajiban untuk menjelaskannya kepada mereka. Nah, menjelaskan kebijakan-kebijakan ini bisa jadi sangat melelahkan.
“Jadi, bapak, nanti pembayaran tidak melalui kas, tapi harus langsung ke rekening bank.”
“Hah? Bapak engga dapet pensiun lagi?”
“Bukan, pak. Tapi nanti di transfer langsung ke rekening bank, Bapak.”
“Hah? Ke bank? Bank mana? Jangan jauh-jauh, bapak udah tua..”
“Hah? Ke bank? Bank mana? Jangan jauh-jauh, bapak udah tua..”
“Nanti ada petugas banknya,”
“Hah? Kenapa pesiunan disiksa begini?”
“Engga tau, pak.”
“Harusnya gaji kami dinaikan!! Ini perusahaan maunya apa? Masa pensiunan jadi begini?!!”
“…………….”
“Tadi, ngomongin apa, dek? Bapak lupa…”
“Gkgkgkgkkgk….”
Jaga Kesehatan, anak muda!
Nah, dibagian saya juga ternyata ngurus tentang jaminan kesehatan bagi pegawai dan keluarganya. Di sini saya melihat ternyata banyak pegawai yang sakit atau meninggal dunia sehingga harus pensiun dini. Dan saya katakan bahwa jumlahnya tidak sedikit. Saya melihat data mereka dan ternyata banyak dari anak pegawai tersebut masih berada dalam usia sekolah/kuliah. Lalu saya berpikir bahwa hal itu bisa terjadi pada saya, atau lebih buruk, anak saya nanti. Bagaimana bila itu terjadi pada saya dan ternyata bekal pendidikan buat mereka masih belum cukup dan kami butuh biaya lagi, tapi saya tidak bisa bekerja dan harus pensiun dini? Mencegah lebih baik daripada mengobati, jadi mungkin saya harus mulai menjaga kesehatan dari sekarang. Hah, tadi naruh rokok dimana ya?
21 Juli 2011
Nah, ini baru pedih!
Penyiksaan terkeji
terhadap hampir seluruh jiwa
yang dilukai oleh cinta
adalah pengabaian. --Mario Teguh
terhadap hampir seluruh jiwa
yang dilukai oleh cinta
adalah pengabaian. --Mario Teguh
16 Juli 2011
Jakob Sumardjo
Saya pernah beli satu buku judulnya "Orang Baik Sulit Dicari" yang ditulis oleh Jakob Sumardjo. Sebenarnya saya tidak berharap banyak dari buku itu, karena saya lihat cetakannya cetakan lama dan harganya juga sangat murah, kurang dari Rp. 20.000. Tapi yah, lumayan sih buat nambah koleksi aja sih dengan harga semurah itu bisa dapat 1 buku baru, saya pikir. Tapi setelah saya buka dan baca di rumah, ternyata buku itu sangat.. hmmm kalau pake bahasa Mario Teguh, SUPER!!!
Buku itu berisi tentang pikiran-pikiran penulis tentang kehidupan sehari-sehari, masyarakat dan kebanggsaan. Beberapa hal ditulis berdasarkan sejarah dan sebagian besar ditulis dengan peuh filosofis. Sangat filosofis bahkan. Kemudian saya bertanya, "Emang Jakob Soemardjo siapa sih? Kok keren ginih bukunya?"
And, Google have it's answer!
Prof. Drs Jakob Sumardjo, esais kelahiran Klaten, Jawa Tengah, 26 Agustus 1939, adalah sulung dari tujuh bersaudara, putra P. Djojoprajitno, pensiunan ABRI. Ia menamatkan pendidikan SD Kanisius di Klaten dan Yogyakarta (1953). Kemudian melanjut ke SGB BOPKRI, Yogyakarta (1956) dan SGA BOPKRI, Yogyakarta (1959) serta kuliah di IKIP Sanata Dharma, Yogyakarta (1962) dan IKIP Negeri, Bandung (1970).
Setelah lulus sarjana muda dari IKIP Sanata Dharma, Yogyakarta, ia mengajar di SMA St. Angela Bandung, hingga 1980. Kemudian menjadi dosen dan ketua jurusan teater di Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Bandung, setelah sebelumnya meraih gelar sarjana dari IKIP Negeri Bandung.
Suami dari Jovita Siti Rochma dan ayah dari empat orang anak ini seorang penulis produktif kritikus sastra ternama di negeri ini. Dia sering menulis di harian Kompas, Suara Karya, Pikiran Rakyat, dan Sinar Harapan, serta majalah Horison, Prisma dan lain-lain.
”Di Indonesia, menjadi kritikus sastra cukup berat,” ujarnya. ”Ibarat tikus sawah, tiap kali muncul diuber dengan pentungan.” Kritikus di Indonesia, menurut dia, kalau mau survive harus tahan gebuk. ”Paling tidak, tebal kulitlah.” Toh, ia mengaku tiap minggu tetap menulis artikel sastra.
Jika tulisannya dimuat koran atau majalah, sesama rekan guru maupun dosen, bahkan istrinya, ”Hanya tertarik membaca nama saya,” kata Jakob. Tetapi tidak satu pun di antara mereka membaca isi tulisan itu. Ia pernah bertanya, mengapa mereka tidak membacanya? Jawab mereka kurang lebih sama, ”Saya ‘nggak ngerti yang Anda tulis.”
Sumardjo juga sudah menulis puluhan judul buku, antara lain Sastra dan Masyarakat Indonesia (Nurcahya, Yogyakarta, 1979), Novel Populer Indonesia (penerbit yang sama, 1981), Segi Sosiologis Novel Indonesia, (Pustaka Prima, 1980), Pengantar Novel Indonesia, (Unipress, Jakarta, 1984), dan Dari Khasanah Terjemahan, (Alumni, Bandung, 1985).
Saya dapat biografi itu dari situs ini. Ternyata ada yang membuat posting dari Beliau. Entah itu yang membuat beliau asli, atau ada orang yang mendedikasikan situs tersebut untuk sang penulis. Yah, dibaca-baca saja dulu. Siapa tahu tertarik.
08 Juli 2011
Kenapa kita berpikir?
Secara sengaja, saya cari lagi diktat mata kuliah Logika yang disusun oleh B. Arif Sidharta saya waktu masih kuliah di Unpar dan ternyata diktat tersebut memang bagus isinya. Ada satu bagian yang saya cukup ingat dari diktat itu yaitu tentang faktor yang memaksa manusia berpikir. Faktor-faktor yang memaksa manusia berpikir atara lain :
1. Jika pernyataan atau pemikirannya dibantah oleh orang lain (atau dirinya sendiri)
2. Jika dalam lingkunganya terjadi perubahan secara mendadak, atau terjadi peristiwa yang tidak diharapkan
3. Jika ia ditanya
4. Dorongan rasa ingin tahu
Nomer 1 sampai 3 tentunya sering terjadi dalam kehidupan saya sebagai mahasiswa, contoh kongkritnya adalah ya kalau engga kuis dari dosen, ya ujian. Tapi jarang saya lihat dalam kegiatan sehari-hari faktor yang nomor 4, Dorongan rasa ingin tahu. Ingin tahu terhadap suatu keilmuan. Banyak mahasiswa sekarang yang penting nilainya bagus, IPK nya 4, ingin lulus cepat dtambahi gelar cum laude tapi sama sekali tidak mengerti dan mendalami apa yang sudah pelajari. Ya, enggak salah-salah juga sih, siapa juga yang engga bakal bangga dengan semua itu? Tapi, ya sudahlah, motivasi manusia memang beda-beda.
29 Juni 2011
Sayonara~!
well, i'm not on my teenage years anymore and yes, we are getting older everyday. Saya engga pernah nyangka masa-masa kek gini akhirnya datang juga. masa dimana saya memang harus berpisah dengan banyak orang yang saya kenal, yang membuat saya nyaman, yang bisa dijadikan sebagai tempat berukar pikiran dan berbagi pengalaman.
Kami harus berpisah karena... ya, memang sudah waktunya untuk berpisah. Kami harus mengejar takdir yang sudah disiapkan semesta sebelum kami lahir. kami harus melakukan peranan yang sudah disiapkan oleh Tuhan untuk kami. Semua itu adalah hukum alam yang memang sudah seperti itu. Saat-saat kami bersama memang lucu, konyol dan mungkin indah walau sesaat. Sesaat adalah waktu terbaik yang kita dapatkan. Karena hanya sesaat sesuatu bisa menjadi sangat indah dan layak dikenang.
Mungkin kami nanti akan berjumpa lagi saat kami tua nanti dan mengingat masa-masa muda penuh gairah dan rasa ingin tahu. Masa kami dimabuk oleh perasaan cinta berbalut getir dan pertanyaan-pertanyaan tentang takdir kami di masa depan. bercerita dan mengingat itu semua di sebuah sore yang jingga, dengan teh dan kopi di meja kami. Mungkin saya sudah berhenti merokok nanti. Tapi itu mungkin di masa depan. Sekarang saya hanya ingin bilang semoga nanti kita semua bisa menjalankan peranan kita dengan sebaik-baiknya.Kita seperti anak sungai yang mengalir mengikuti jarlunya masing-masing, tetapi percayalah bahwa samudera itu satu adanya. Toh, kita nanti hanya terpisah ruang dan jarak. Kenangan yang kita kecap pasti tetap sama nantinya.
Kawan, baik-baiklah nanti di sana. Pastikan bahwa kau bahagia, dan bila tidak, kembali lah kemari. Kita berkumpul kembali dan taklukan dunia~!
Teruntuk : Semua kawan-kawan yang sudah melanjutkan fase hidupnya. Congratulation! I'll catch up, soon!
23 Juni 2011
Bukan Tipe Gue Sih....
Bukan Tipe Gue Sih.... adalah alasan paling tidak logis yang paling logis untuk menolak orang.
Sedikit bicara tentang filsafat
Philosophy atau filsafat dalam bahasa Indonesia, bila dilihat dari kata dasarnya dibagi menjadi 2 bagian dalam bahasa Yunani yaitu Philo yang artinya Cinta dan Sophy atau Sophia yang berarti Kebenaran atau Kebaikan. Ya, kira-kira arti kasar Philosophy atau Filsafat adalah "mencintai kebenaran". Tapi saya bukan mau cerita tentang sejarah atau pandangan tentang filsafat. Saya ingin berbagi sedikit cerita tentang perbedaan filsafat antara sesudah dan sebelum munculnya agama-agama Samawi seperti Yahudi, Kristen dan Islam.
Sebelum munculnya agama samawi :
Filsafat sebelum agama samawi masih berupa pemikiran-pemikiran tentang pencarian-pencarian nilai yang hakiki, nilaio yang sebenarnya, nilai kebenaran yang sebenarnya. Kenapa? Karena pada masa sebelum munculnya agama, manusia menyelesaikan atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada melalui cerita-cerita atau mitos-mitos tentang dunia dewa-dewa (mythology). Contoh sederhananya adalah di Skandinavia dulu, saat terjadi guntur di langit, mereka mempercayai bahwa Thor sedang berperang dengan Loki dan banyak juga mitologi lainnya yang ada untuk menjawab berbagai peristiwa atau kejadian alam yang terjadi pada masa itu.
Karena merasa kurang puas terhadap penjelasan-penjelasan atau semua mitologi tersebut, beberapa golongan dari masyarakta pada saat itu berusaha untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang mereka cari. Kemudian muncul lah tokoh-tokoh filsafat Yunani Kuno yang kita kenal sampai saat ini, diantaranya yang cukup populer hingga yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles. (Sebenarnya masih banyak para tokoh pemikir pada era Yunani Kuno selain mereka tapi saya tidak hapal satu per satu) Pada era tersebut mereka telah memiliki ide atau gagasan tentang kebenaran yang sesungguhnya dengan berbagai sebutan yang mendekati nilai "Ilahi". Mereka percaya bahwa nilai Ilahi tersebut adalah nilai yang mutlak adanya bagi kehidupan manusia dan membawa kebaikan tapi mereka masih terus melakukan pencarian terhadap nilai tersebut. Hingga nanti akhirnya muncul agama samawi.
Setelah Agama Samawi
Perubahan yang mendasar setelah adanya agama Samawi adalah munculnya Tuhan atau Sang Ilahi. Sebelum masa agama samawi para pemikir tersebut berusaha untuk mencari "Tuhan" yang memiliki kebenaran dan nilai secara utuh, dengan munculnya agama samawi pertanyaan atas nilai yang hakiki tersebut sudah terjawab sehingga pemikiran atau ide tentang Tuhan menjadi agak berkurang karena nilai-nilai kebaikan sudah ada dalam ajaran agama. Tapi karena pada dasarnya pemikiran manusia itu terus terjadi, pemikiran-pemikiran selanjutnya lebih berkisar kepada pertanyaan akan manusia itu sendiri.
Pertanyaan-pertanyaan yang muncul menjadi berkutat pada pengalaman hidup manusia dan keadaan sekitarnya. Pemikiran tentang Etika, nilai-nilai Empirisme (pengalaman-pengalaman kehidupan manusia) serta eksistensialisme dari jiwa manusia sendiri mulai pertanyakan. Tetapi agama dan Tuhan juga menjadi sebuah subjek yang dibicarakan oleh beberapa pemikir (kebanyakan pemikir atheis).
Kira-kira begitu yang bisa saya share buat sekarang, atas kekurangan dan kesalahannya saya mohon maaf karena saya masih belajar hhe. Buat nambah pengetahuan, mungkin bisa dibaca bukunya Dunia Sophie karya Jostein Gaarder untuk pendalaman yang lebih mendalam walau singkat. hhe.
Sebelum munculnya agama samawi :
Filsafat sebelum agama samawi masih berupa pemikiran-pemikiran tentang pencarian-pencarian nilai yang hakiki, nilaio yang sebenarnya, nilai kebenaran yang sebenarnya. Kenapa? Karena pada masa sebelum munculnya agama, manusia menyelesaikan atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada melalui cerita-cerita atau mitos-mitos tentang dunia dewa-dewa (mythology). Contoh sederhananya adalah di Skandinavia dulu, saat terjadi guntur di langit, mereka mempercayai bahwa Thor sedang berperang dengan Loki dan banyak juga mitologi lainnya yang ada untuk menjawab berbagai peristiwa atau kejadian alam yang terjadi pada masa itu.
Karena merasa kurang puas terhadap penjelasan-penjelasan atau semua mitologi tersebut, beberapa golongan dari masyarakta pada saat itu berusaha untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang mereka cari. Kemudian muncul lah tokoh-tokoh filsafat Yunani Kuno yang kita kenal sampai saat ini, diantaranya yang cukup populer hingga yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles. (Sebenarnya masih banyak para tokoh pemikir pada era Yunani Kuno selain mereka tapi saya tidak hapal satu per satu) Pada era tersebut mereka telah memiliki ide atau gagasan tentang kebenaran yang sesungguhnya dengan berbagai sebutan yang mendekati nilai "Ilahi". Mereka percaya bahwa nilai Ilahi tersebut adalah nilai yang mutlak adanya bagi kehidupan manusia dan membawa kebaikan tapi mereka masih terus melakukan pencarian terhadap nilai tersebut. Hingga nanti akhirnya muncul agama samawi.
Setelah Agama Samawi
Perubahan yang mendasar setelah adanya agama Samawi adalah munculnya Tuhan atau Sang Ilahi. Sebelum masa agama samawi para pemikir tersebut berusaha untuk mencari "Tuhan" yang memiliki kebenaran dan nilai secara utuh, dengan munculnya agama samawi pertanyaan atas nilai yang hakiki tersebut sudah terjawab sehingga pemikiran atau ide tentang Tuhan menjadi agak berkurang karena nilai-nilai kebaikan sudah ada dalam ajaran agama. Tapi karena pada dasarnya pemikiran manusia itu terus terjadi, pemikiran-pemikiran selanjutnya lebih berkisar kepada pertanyaan akan manusia itu sendiri.
Pertanyaan-pertanyaan yang muncul menjadi berkutat pada pengalaman hidup manusia dan keadaan sekitarnya. Pemikiran tentang Etika, nilai-nilai Empirisme (pengalaman-pengalaman kehidupan manusia) serta eksistensialisme dari jiwa manusia sendiri mulai pertanyakan. Tetapi agama dan Tuhan juga menjadi sebuah subjek yang dibicarakan oleh beberapa pemikir (kebanyakan pemikir atheis).
Kira-kira begitu yang bisa saya share buat sekarang, atas kekurangan dan kesalahannya saya mohon maaf karena saya masih belajar hhe. Buat nambah pengetahuan, mungkin bisa dibaca bukunya Dunia Sophie karya Jostein Gaarder untuk pendalaman yang lebih mendalam walau singkat. hhe.
19 Juni 2011
Belajar dari MUTU!
Apa itu mutu? Dari definisi yang saya pelajari ada beberapa definisinya yaitu :
- kondisi yang dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/ tenaga kerja, proses, dan tugas serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan konsumen (Garvin Davis -1994)
- Kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan (J.M.Juran - 1993)
- Keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara tegas maupun tersamar” (Perbendaharaan istilah ISO 8402 dan dari Standar Nasional Indonesia : SNI 19-8402-1991
- Kesesuaian dengan kebutuhan yang meliputi availability, delivery, reliability, maintainability dan cost effectiveness (Crosby- 1979)
Banyak definisinya? Ya, memang karena pada dasarnya belum ada definisi yang jelas tentang mutu itu sendiri. Terus bagaimana caranya kita tahu suatu barang itu bermutu atau tidak? Agar suatu barang bisa dianggap bermutu, biasanya pabrik atau produsen melakukan standarisasi atau barang dibuat dengan standar tertentu yang sudah ditentukan oleh pabrik atau oleh institusi/lembaga yang mempunyai kewenangan. Jadi, semua barang yang dipasarkan nantinya akan sesuai standar. Barang yang satu akan sama dengan yang lain.
Bagaimana memastikan bahwa semua barang itu sudah standar? Ada berbagai cara diolakukan salah satunya denga melakukan Statistical Process Control. Dengan metode ini barang yang sudah dibuat aan dilakukan pengambilan secara sampling, dengan sampling tersebut akan dicari apakah barang yang ada sudah sesuai dengan batasan mutu/kualitas yang dinginkan oleh pabrik. Ya, kira-kira begitu lah, saya kurang mengerti dengan persis detailnya.
Bagaimana kalau sudah dilakukan pengecekan, dan berbagai hal ribet lainnya, barang yang ada masih kurang bagus mutunya? Lakukan perbaikan. Continous improvement. Kaizen. Perbaikan terus menerus tanpa akhir, karena pada dasarnya tingkatan mutu suatu barang/produk akan terus berubah dan tidak akan pernah berhenti.
Ini sebenernya pengen ngomongin apa sih?
Nah kalau mutu pada manusia sendiri kek gimana? Pada dasarnya sifat manusia yang naik turun membuat mereka bisa menjadi sangat berkualitas dan sangat tidak brkualitas. Hari ini bisa menjadi manusia yang sangat menyenangkan, besoknya kek Setan. Manusia itu sangat paradoks sehingga kalau buat saya memang agak sulit menilai seseorang itu bermutu atau tidak. Karena niali mutu seorang manusia itu tidak pasti, biasanya kita menggunakan generalisasi untuk menilai mutu orang. Stereotyping. Kita hanya menilai dari apa yang bisa kita lihat aja bahwa orang itu bermutu atau tidak. Padahal yang kita lihat belum tentu keadaan atau mutu dari orang itu yang sebenarnya. Inilah kenapa kita sering dengan istilah "--salah menilai dirimu" dalam lagu-lagu sendu.
Kita sebenarnya hanya melihat sedikit, tapi merasa sudah tahu banyak. Dalam salah satu lagu Make Damn Sure -- Taking Back Sunday ada bagian lirik : "how close is close enough?"
Seberapa dekat kah untuk disebut dekat? Seberapa kenal untuk benar-benar bisa disebut sangat mengenal? Everything is change, people too. Engga ada yang tetap, termasuk sifat manusia tadi, begitu juga kualitasnya. I mean, just take a look at ourself. We are getting older everyday, but did we ever really realize about that?
So, what should we do? sama seperti konsep continous improvement tadi, ada satu hadist yang bilang "Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin adalah orang yang beruntung. Bila hari ini sama dengan kemarin, berarti orang merugi. Dan jika hari ini lebih jelek dari kemarin adalah orang celaka" (Hadits). Itu adalah konsep continous improvement pada diri kita sebagai manusia. Kaizen untuk diri kita. Dan hal ini harus kita lakukan terus menerus, agar kualitas kita semakin baik dan lebih baik daripada kemarin.
The sign when we need to improve our quality? Sebenarnya sih, ya seperti yang saya bilang tadi, kalau sebaiknya sih setiap hari kita tingkatkan kualitas kita. Tapi ya, terkadang manusia selalu menunggu impact yang besar untuk bisa merenung dan menyadari bahwa kualitas yang dia miliki masih kurang untuk menghadapi kehidpan nanti yang pasti akan lebih sulit. Jadi, untuk tahu kapan kita harus meningkatkan kualitas kita adalah saat kita kecewa. Ya benar, saat kita kecewa dengan apa yang kita dapat, saat kita kecewa dengan orang-orang disekitar kita, saat kita patah hati (which is what happening to me now), saat kita menginginkan sesuatu tapi tak bisa kita dapatkan, saat semuanya berjalan salah dan tak sesuai dengan harapan kita. Saat-saat itu adalah tandanya kita harus segera mmeningkatkan kualitas diri kita untuk memantaskan atas apa yang kita inginkan (pinjam istilah Mario Teguh).
Ya, kira-kira segitu dulu yg bisa saya share. I'll improve it later. Hahahaha!
10 Juni 2011
05 Juni 2011
Dialog
"..If I could be who you wanted, If I could be who you wanted all the time.” Thom Yorke sudah menyanyikannya. Lirik terakhir lagu Fake Plastic Trees sudah dinyanyikan.
“Lo tau, sebenarnya, mungkin bagian lirik terakhir tadi adalah impian tiap manusia buat orang yang mereka sayangi, untuk selalu menjadi apa yang mereka cintai. Yang mereka butuhkan, dalam sebuah hubungan. ”
“Iya, guah rasa juga gitu. Maksudnya, ya siapa sih yang rela ditolak dan dibuang oleh wanitah yang mereka suka dengan alasan, ‘Sori, tapi tapi elo bukan tipe gue sih..’”
“Hahaha. Bener juga sih. Semua orang selalu ingin yang ideal.”
“Menurut Plato, apa yang ada dalam dunia ini semuanya hanya bayangan dari realitas kehidupan dalam dunia sebenarnya yaitu, dunia ideal. Dunia yang hanya dalam ide-ide manusia saja. Idealitas. Jadi, kalau mereka mencari yang ideal sebenarnya engga bakal pernah ada.”
“Kek nilai Tangen 90 derajat? Engga bakal pernah nyentuh garisnya?”
“Ya, yang benar-benar ideal tidak pernah ada tapi mendekati ideal adalah mungkin.”
“Tapi kalau menurut buku Jomblonya Adhitya Mulya, wanita pada dasarnya punya absolutisme dalam memilih pasangan mereka. Mereka yang nentuin siapa yang boleh deketin mereka, mereka yang nentuin siapa yang bakal jadi pacar mereka.”
“So?”
“Itu kuasa mereka dalam memilih. That’s rule of the game. kita sebagai priah, hanya menunggu diantrian mereka. Nawarin apa yang kita punya, mereka mau ya kita jadian, kalau engga ya silahkan ngantri di tempat lain atau naikin tawaran kita. Supply and Demand.”
“Jadi, daya tawar kita dalam membentuk sebuah hubungan rendah banget dong ya?”
“Justru itu, kita juga diberi kebebasan buat ngantri di mana aja yang kita suka. Cewek nunggu, kalau cowok ngejar!”
“Tapi analoginya engga semudah itu juga sih dalam membangun sebuah hubungan.”
“Iya, kek kata elo tadi, akal dan perasaan itu terpisah. Dan perasaan kadang memang tak masuk akal. Logika kita lumpuh saat jatuh cinta.”
“Mario Teguh ya?”
“Yep!”
"Hah, entahlah, engga ngerti guah."
04 Juni 2011
God do not sleep.
Melihat sejenak ke masa 4 bulan yang telah lewat. Awal semester 6, benar-benar semester yang kacau bagi saya. Dan, Oh, secara kebetulan saya harus mendapat ilmu dari salah satu dosen yang paling saya segani dan takuti. Dan secara kebetulan juga minggu pertama sudah mendapat tugas menuju kampus Dayeuh Kolot men cari skripsi dan oh, ternyata sangat melelahkan.
Beberapa minggu kemudian, tugas semakin menumpuk dan saya berada dalam kadar sudah merasa lelah secara fisik dan psikis. Semakin diperparah karena pada saat hari saya harus bertemu untuk mengumpulkan tugas, saya sakit dan beliau tak datang karena sakit, sehingga jadwal diundur sampai beberpa hari berikutnya.
Saya pergi lagi untuk mengumpulkan tugas beberapa hari berikutya sambil mencak-mencak dalam hati sambil mengendarai motor saya diatas flyover Surapati. "Bagaimana kalau dia tak datang lagi? kalau dia sakit lagi? saya juga sakit?! tapi saya datang, saya bisa, kenapa dia tidak? Saya juga lelah, secara fisik dan mental. Saya malas jadinya kalau begini. Apalagi kalau dia marah-marah, padahal kan saya datang. Nah, belum lagi nilai dari ini semua, apa dia mau kasih nilai besar?! Apa dia peduli dengan orang seperti saya yang sakit dan masih datang? Dia tak akan tahu, tak akan pernah tau dan tak peduli..." Protes saya.
Tapi sesaat kemudian, saya ingat sesuatu. Dosen itu tak pernah tahu, tapi Tuhan tahu. Tuhan tak tidur, Tuhan melihat manusia yang berusaha dan Tuhan lah yang memberi nilai, dosen hanya menuliskan, dan bukankah kita yang memantaskan diri kita untuk semua nilai yang kita dapatkan? Saya terima pemikiran itu. Saya kerjakan semuanya semampu saya dan teman-teman kelompok saya, dan kemarin kelompok saya dianggap sebagai kelompok yang mengerjakan cukup baik di kelas.
Entah pujian atau apa, yang jelas ada sebuah perasaan senang dalam diri saya. Tak sia-sia kami lelah dan capek dalam mengerjakan tugas itu dan ada hasilnya, a compliment from the teacher that i'm really scared of.
Ya, Tuhan tak pernah tidur, perjuangkan lah yang memang patut kita perjuangkan. Tak ada kesia-siaan bila telah berusaha, Tak akan ada hasil bila tak berbuat. Just believe and do it right!
Beberapa minggu kemudian, tugas semakin menumpuk dan saya berada dalam kadar sudah merasa lelah secara fisik dan psikis. Semakin diperparah karena pada saat hari saya harus bertemu untuk mengumpulkan tugas, saya sakit dan beliau tak datang karena sakit, sehingga jadwal diundur sampai beberpa hari berikutnya.
Saya pergi lagi untuk mengumpulkan tugas beberapa hari berikutya sambil mencak-mencak dalam hati sambil mengendarai motor saya diatas flyover Surapati. "Bagaimana kalau dia tak datang lagi? kalau dia sakit lagi? saya juga sakit?! tapi saya datang, saya bisa, kenapa dia tidak? Saya juga lelah, secara fisik dan mental. Saya malas jadinya kalau begini. Apalagi kalau dia marah-marah, padahal kan saya datang. Nah, belum lagi nilai dari ini semua, apa dia mau kasih nilai besar?! Apa dia peduli dengan orang seperti saya yang sakit dan masih datang? Dia tak akan tahu, tak akan pernah tau dan tak peduli..." Protes saya.
Tapi sesaat kemudian, saya ingat sesuatu. Dosen itu tak pernah tahu, tapi Tuhan tahu. Tuhan tak tidur, Tuhan melihat manusia yang berusaha dan Tuhan lah yang memberi nilai, dosen hanya menuliskan, dan bukankah kita yang memantaskan diri kita untuk semua nilai yang kita dapatkan? Saya terima pemikiran itu. Saya kerjakan semuanya semampu saya dan teman-teman kelompok saya, dan kemarin kelompok saya dianggap sebagai kelompok yang mengerjakan cukup baik di kelas.
Entah pujian atau apa, yang jelas ada sebuah perasaan senang dalam diri saya. Tak sia-sia kami lelah dan capek dalam mengerjakan tugas itu dan ada hasilnya, a compliment from the teacher that i'm really scared of.
Ya, Tuhan tak pernah tidur, perjuangkan lah yang memang patut kita perjuangkan. Tak ada kesia-siaan bila telah berusaha, Tak akan ada hasil bila tak berbuat. Just believe and do it right!
31 Mei 2011
Kiw kiw~! Hasil copy Paste ttg cintah
Arti memiliki
Pacaran itu suatu hal yang mengesankan dan ‘harus dipertahankan’ jika memang sudah sepadan. Seperti kata-kata berikut : cinta tak pernah akan begitu indah, jika tanpa persahabatan.. yang satu selalu menjadi penyebab yang lain dan prosesnya adalah irreversesible
Seorang pecinta yang terbaik adalah sahabat yang terhebat. Jika engkau mencintai seseorang, jangan berharap bahwa seseorang itu kan mencintaimu persis dalam kapasitas yang sama. Satu diantara kalian akan memberikan lebih, yang lain akan dirasa kurang. Begitu juga dalam cinta : engkau yang mencari dan yang lain akan menanti.
Jangan pernah takut untuk jatuh cinta, mungkin akan begitu menyakitkan dan mungkin akan menyebabkan engkau sakit dan menderita tapi jika engkau tidak mengikuti kata hati, pada akhirnya engkau akan menangis jauh lebih pedih lagi karena saat itu menyadari bahwa engkau tidak pernah memberi cinta sebuah jalan.
Cinta bukan sekedar perasaan tapi sebuah komitmen. Perasaan bisa datang dan pergi begitu saja. Cinta tak harus berakhir bahagia karena cinta tidak harus berakhir.
Cinta sejati mendengar apa yang tidak dikatakan dan mengerti apa yang tidak dijelaskan, sebab cinta tidak datang melalui bibir atau lidah atau pikiran, tetapi dari HATI
Ketika engkau mencintai, jangan mengharapkan apapun sebagai imbalan, karena jika engkau demikian maka engkau bukan mencintai melainkan investasi.
Jika engkau mencintai, engkau harus siap untuk menerima penderitaan. Karena jika engkau mencari kebahagiaan, engkau bukan mencintai, tapi memanfaatkan.
Lebih baik kehilangan ego dan harga dirimu bersama dengan orang yang engkau cintai daripada harus kehilangan orang yang engkau cintai karena ego mu yang tak berguna itu
Jangan mencintai seseorang seperti bunga, karena bunga akan mati kala musim berganti. Cintailah seseorang seperti sungai, sebab sungai mengalir selamanya.
Cinta mungkin akan meninggalkan hatimu bagaikan kepingan-kepingan kaca tapi tancapkan dalam pikiran mu bahwa ada yang akan bersedia menambal luka mu dengan mengumpul kembali pecahan-pecahan kaca itu sehingga engkau akan menjadi utuh kembali
Gambaran cinta
Jika kamu memancing ikan Setelah itu terlekat di mata kail Hendaklah kamu mengambil ikan itu Janganlah sesekali kamu lepaskan ia semula ke dalam air begitu saja Karena ia akan sakit oleh karena bisanya ketajaman mata kail mu Dan mungkin akan menderita selagi dia masih hidup
Begitu jugalah setelah kamu memberi banyak pengharapan Kepada seseorang
Setelah ia mulai menyanyangimu hendaklah kamu menjaga hatinya Jangalah kamu meninggalkannya begitu saja Karena dia akan terluka oleh kenangan bersama mu dan mungkin tidak dapat Melupakan segalanya selagi dia mengingatmu
Jika kamu menadah air biarlah berpada, janganlah terlalu mengharap Pada takungannya dan janganlah menganggap dia begitu teguh Cukuplah sekedar keperluanmu Apabila sekali dia retak Tentu sukar untuk kamu menambal semula Akhirnya dia dibuang Sedangkan jika kamu mencoba memperbaikinya lagi Mungkin dia masih bisa dipergunakan lagi.
Begitu juga jika kamu memiliki seseorang, terimalah seadanya Janganlah kamu terlalu mengaguminya dan janganlah kamu menganggapnya begitu istimewa Anggaplah dia manusia biasa saja
Apapbila sekali dia melakukan kesilapan Bukan mudah bagi kamu untuk menerimanya
Akhirnya kamu kecewa dan meninggalkannya Sedangkan jika kamu memaafkannya
Boleh jadi kamu akan terus hingga ke akhirnya
Jika kamu telah memiliki sepinggan nasi Yang pasti baik untuk dirimuMengenyangkan Berkhasiat Mengapa kamu berlengah, coba mencari makanan yang lain? Terlalu ingin mengejar kelezatan Kelak, nasi itu akan basi dan kamu tidak boleh memakannya, kamu akan menyesal
Begitu juga jika kamu telah bertemu dengan seorang insan Yang pasti membawa kebaikan pada dirimu Menyanyangimu Mengasihimu Mengapa kamu berlengah, coba membandingkannya dengan yang lain? Terlalu mengejar kesempurnaan Kelak, kamu akan kehilangannya apabila dia menjadi milik orang lain Kamu juga akan menyesal
Seorang laki-laki dan anaknya
Seorang laki-laki dan anaknya, berjalan dibawah terik matahari melewati sebuah perkampungan dengan menggiring seekor unta bersama mereka. Penduduk perkampungan itu lantas berkata, "Alangkah bodohnya kedua orang itu! Unta itu tidak dinaiki oleh mereka padahal hari panas begini!"
Esoknya, Laki-laki tersebut dan anaknya kembali melewati perkampungan itu, kali ini sang Ayah menaiki unta yang kemarin mereka giring. Penduduk perkampungan itu berkata,"Alangkah kejam orang tua itu! Tega sekali dia membiarkan anaknya berjalan di panas terik seperti ini sementara dia enak-enakan duduk diatas unta!"
Esoknya, laki-laki tersebut dan anaknya kembali melewati perkampungan yang sama, kali ini sang anak yang duduk diatas unta. penduduk perkampungan itu berkata," Alangkah kuarang ajar anak macam itu! dia duduk enak diatas unta itu sementara ayahnya dibiarkanya berjalan!"
Esoknya lagi, ayah dan anak itu kembali melewati perkampunguan yang sama, kali ini mereka bedua duduk diatas unta tersebut. Penduduk kampung tersebut kemabli berkata, "Alangkah teganya kedua orang itu! Tak bisa melihatkah mereka kalau unta yang mereka naiki kepayahan membawa beban 2 orang?"
Karena sudah memncapai puncak amarahnya, sang Ayah dan anak turun dari unta tersebut dan kemudian membunuh unta tersebut di dalam perkampungan itu dan tak pernah kembali lagi ke perkampungan itu.
Ya, cerita diatas sebenarnya hanya sebuah ilustrasi saja. yang ingin saya tekankan adalah janganlah hidup dari omongan orang. kenapa? ya, akibatnya seperti ayah dan anak tadi, mereka hidup serba salah karena hidup melalui omongan orang lain. sudut pandang orang lain. menggunakan otak orang lain untuk berpikir. karena itu mereka selalu salah dan akhirnya frustasi.
lakukan apa yang harus kita lakukan, bolehlah kiranya orang berkomentar, tapi komentar macam apa yang kita dengarkan. jadilah pendengar yang bijak. masukan yang baik dan BENAR, dijadikan patokan. tak melulu apa yang orang sarankan kita lakukan, karena belum tentu sesuai dengan diri kita. berlakulah...ya, kalau kata dosen saya, proporsional, sesuai dengan kemampuan kita. jangan berlebihan dan jangan meniadakan.
27 Mei 2011
Sharing dikit boleh ya?
So, what am i gonna share here? Oh, yeah, right, about my college life!
Jadi, saya akan sedikit cerita tentang dunia perkuliahan yang saya hadapi. Jujur saja, saya menganggap diri saya hingga saat ini sebagai mahasiwa yang gagal, a failed student. Kenapa? Sederhana saja, karena saya gagal dalam menentukan apa yang ingin saya pelajari.
Biarkan saya sedikit bercerita sedikit tentang latar belakang keluarga saya. Ayah saya adalah seorang lulusan STM dan bekerja sebagai seorang teknisi di sebuah BUMN yang bergerak dalam jasa pembangkitan listrik sedangkan ibu saya lulusan SMP dan tidak bekerja, dia hanya mengurus 3 anaknya saja setiap hari (Love Both, Mom and Dad).
Kakek dari ayah dan ibu saya bekerja di pabrik, Nenek dari ibu saya juga bekerja di pabrik, sedangkan Nenek dari ayah saya, jadi ibu rumah tangga, mungkin. (Beliau meninggal saat saya masih kecil, saya kurang begitu ingat, semoga ketenangan dan rahmat diberikan kepada keluarga kami yang sudah berpulang. Amin).
Sama seperti orang tua jaman dulu, karena program KB kurang populer, mereka mempunyai banyak anak dan karena penghasilan mereka (mungkin) tidak mencukupi, mereka sering menjual harta warisan mereka yang berupa tanah untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan sekolah. Iya, sekolah, untuk mendapatkan pendidikan. Tetapi karena kemampuan mereka terbatas, mereka hanya sanggup menyekolahkan hingga tingkat sekolah menengah atas saja.
Ayah saya sekolah hingga STM, dengan ijasah yang dia punya, dia bekerja berpindah-pindah dari satu pabrik ke pabrik lain, bekerja seperti Kakek saya, hingga nasib memberikan jalan untuk dia dan mampu lulus tes ke Perusahaan Listrik Negara. Dia mulai membangun kehidupannya dan menikah dengan ibu saya yang dikaruniai 3 orang anak yaitu saya dan 2 orang adik saya.
Dan disinilah mulai babak baru tentang keluarga saya dimulai melalui saya. Seperti yang sudah saya ceritakan tadi, pendidikan tertinggi dalam keluarga saya adalah sekolah menegah atas. Tak ada Professor, tak ada Doktor, lulusan Sarjana pun keluarga saya tidak punya hingga tongkat estafet keluarga saya jatuh kepada saya.
Saya masih ingat sewaktu saya SD, saya dan ayah saya menonton satu sinetron, entah sinetron apa, yang jelas pada waktu itu adegannya saat sang anak yang sedang kuliah meminta uang untuk membayar biaya kuliahnya (bukan, bukan sinteron Si Doel Anak Sekolahan), dan kemudian Ayah saya berkata, "Someday, you will ask the same thing to me," dia bilang (well, engga pake bahasa Inggris sih). Tapi ya, akhirnya hal itu memang terjadi dan saya kuliah! Ini membuat saya sebagai calon sarjana pertama di keluarga saya! Saya adalah pioner dalam keluarga ini! Bukan orang lain, tapi saya!
Tapi semua tidak berjalan dengan baik dan sebagaimana mestinya. Saat orang lain merajut mimpi-mimpi mereka tentang suasana kuliah, tentang menjadi sarjana, tentang lulus dan dibayar baik oleh perusahaan internasional, saya masih bingung ingin melanjutkan kuliah di bidang apa. Saya menghabiskan masa SMA saya lebih banyak untuk nongkrong dan bermain-main.
"Yan, PR udah buat besok?"
"Hah? Ada gitu?"
"Ada"
"Ah, nyontek aja"
atau
"Eh, tugas udah?"
"Belum, tapi gua ada rokok,"
"Minta dong,"
"Yuk, cabut!"
Hei, semua teman saya melakukan hal yang sama, tapi apa yang membuat saya berbeda? Ya itu tadi, saya tidak tahu interest saya ada dimana, saya tidak tahu kapabilitas terbaik saya ada dimana, saya tidak tahu saya ingin menjadi apa, sementara mereka sudah mempunyai mimpi yang mereka jalani dari kecil.
Dan dalam ketidaktahuan saya tentang dunia kuliah, saya mengetahui bahwa satu-satunya bidang yang tidak ingin saya pelajari adalah Teknik Informatika. Saya kurang tertarik dalam dunia komputer, karena motivasi orang yang masuk dalam dunia informatika adalah game, saya tidak senang main game komputer. Saya lebih tertarik kepada musik, seni dan literatur. Itu adalah interest saya dari kecil, tapi saya tidak mungkin untukkuliah dalam bidang tersebut karena orang tua saya kurang menyetujui kalau saya kuliah dan hidup dari bidang tersebut. Ayah saya dari kecil menyarankan saya untuk masuk ke dalam Teknik Elektrok dan entah munkin karena bawaan keluarga, ya saya cukup menikmati hal-hal yang berkaitan dengan elektronika.
Singkat cerita, masa SMA saya lewati. UAN saya lulus tetapi ada satu hal yang mengganjal, pertanyaan untuk melanjutkan kuliah masih ada dalam benak saya dan belum bisa saya jawab.
Jurusan yang paling saya mungkin ambil adalah Teknik Elektronika, tetapi karena kerjaan saya lebih banyak main-main daripada belajar sewaktu SMA, membuat skill saya dalam menembus SPMB dan masuk Institut Negeri sangat minim sementara perguruan tinggi swasta yang menyediakan program tersebut masih diragukan kehandalannya, saya akhirnya mencoba masuk ke Politeknik Manufaktur. Setelah tes tertulis, saya dinyatakan lulus tes tertulis, tinggal psikotest dan tes kesehatan. Di dua tes tersebut saya gagal.
Selanjutnya, pilihan saya jatuh kepada Akuntansi dan saya mencoba daftar di Unpar. Ada 3 pilihan yang bisa saya ambil waktu itu. Pilihan pertama saya ambil akuntansi, pilihan ketiga saya pilih Ekonomi Pembangunan, sedangkan pilihan kedua saya pilih....Ilmu Komputer. Ilmu Komputer?!! Ah, pasti ini bukan Teknik Informatika, pasti lebih banyak bicara tentang hardware komputer. Hardware mah masih ada hubungannya sama elektronika, saya pikir waktu itu.
Saya ditolak di Akuntansi, diterima di Ilmu Komputer dan sesuai dengan prediksi saya, SPMB kacau.
Saya bingung pada waktu itu, melakukan pendaftaran ke kampus lain sudah mempet dan entah jurusan yang saya akan pilih apa. Masuk ke Unpar, sama saja dengan bunuh diri, sudah pasti mahal, dan pikiran saya hanya mentok sampai situ. Dan dengan asumsi bahwa Ilmu Komputer berbeda dengan Informatika, saya memutuskan masuk sana.
Semua berjalan lancar dan biasa saja, sampai setelah beberapa minggu kuliah seorang dosen bertanya, "Kalian tahu apa bedanya Ilmu Komputer dan Teknik Informatika?"
Semua mahasiswa diam.
Dia akhirnya menjawab sendiri, "Enggak ada bedanya"
MAMPUS GUA!!
Itu adalah salah satu kesalahan terbesar saya. Tidak mencari informasi yang tepat dan sesuai tentang jurusan yang salah pilih dan yang paling buruk adalah : saya memilih bidang studi yang saya tidak suka sama sekali di kampus swasta yang mahal dan dosennya pelit nilai.
Dan benar saja, nilai saya hancur-hancuran. Saya tidak punya motivasi lebih untuk berbuat lebih baik dengan keadaan yang ada. Semester 3 saya berusaha berbuat agak lebih baik dan mulai membuat diri saya nyaman, tapi tetap saja tidak berjalan maksimal. Saya akhirnya mundur dari Ilmu Komputer.
Dan benar saja, nilai saya hancur-hancuran. Saya tidak punya motivasi lebih untuk berbuat lebih baik dengan keadaan yang ada. Semester 3 saya berusaha berbuat agak lebih baik dan mulai membuat diri saya nyaman, tapi tetap saja tidak berjalan maksimal. Saya akhirnya mundur dari Ilmu Komputer.
Saya menganggur selama 6 bulan dan akhirnya pindah ke Institut Manajemen Telkom. Kenapa saya pilih kampus itu? Tidak ada alasan khusus, saya hanya masuk ke sana karena anjuran teman saja.
Di kampus baru ini saya harus beradaptasi lagi karena kebiasaan kuliah saya masih sama seperti waktu saya di Unpar, dan itu tidak mudah. Kenapa? Simple, lebih mudah menulis di atas yang kosong daripada yang penuh coretan. Saya sudah penuh coretan dari kampus sebelumnya, dan benar-benar sulit beradaptasi dengan kampus baru dengan segala macam budayanya yang sangat berbeda daripada kampus saya sebelumnya.
Birokrasinya kacau, lingkungan kampusnya pas-pasan, dan teman-teman baru dengan kepribadian yang macam-macam. Saya harus adaptasi lagi. Tapi ya, akhirnya saya bisa bertahan dengan nilai yang menurut saya seadanya saja lah, karena saya memang orang yang malas dalam mengejar nilai.
Di kampus ini saya belajar banyak hal yag berkaita dengan manajemen dan segala seluk beluknya. Menarik? Ya, lumayanlah, setidaknya tidak seperti kampus saya yang pertama, tapi tetap saja saya masih merasa ada yang kurang. Saya masih belum bisa menemukan saya yang sepenuhnya.
Saya masih kurang puas dengan apa yang saya dapat!
Lalu apa sebenarnya inti dari semua ketikan panjang ini?
Saya hanya ingin bilang bahwa dalam melakukan apapun dalam hidup ini, interest, minat atau ketertarikan kita dalam suatu hal adalah merupakan modal yang penting. Baik itu dalam pemilihan karir, pendidikan atau apapun. Tanpa interest yang tinggi, semua akan sia-sia, karena kita tidak akan pernah bisa mengeluarkan potensi terbaik kita dan yang paling parah adalah kita akan merasa 'kosong' walaupun sudah dijejali apapun dari lingkungan kita.
Ya, kita masih sering dengar dalam masyarakat atau orang tua kita berkata : "Ah, kamu kuliah jurusan itu, mau kerja apa?" itu kadang membuat kita merasa tak yakin dengan apa yang akan kita lakukan, tapi percayalah melakukan apa yang sesuai dengan interest kita akan lebih membuat kita merasa hidup.
Ini hidup kita, bukan milik orang lain. Menjadi apa yang kita inginkan lebih penting daripada menjadi apa yang orang lain inginkan.
Di kampus baru ini saya harus beradaptasi lagi karena kebiasaan kuliah saya masih sama seperti waktu saya di Unpar, dan itu tidak mudah. Kenapa? Simple, lebih mudah menulis di atas yang kosong daripada yang penuh coretan. Saya sudah penuh coretan dari kampus sebelumnya, dan benar-benar sulit beradaptasi dengan kampus baru dengan segala macam budayanya yang sangat berbeda daripada kampus saya sebelumnya.
Birokrasinya kacau, lingkungan kampusnya pas-pasan, dan teman-teman baru dengan kepribadian yang macam-macam. Saya harus adaptasi lagi. Tapi ya, akhirnya saya bisa bertahan dengan nilai yang menurut saya seadanya saja lah, karena saya memang orang yang malas dalam mengejar nilai.
Di kampus ini saya belajar banyak hal yag berkaita dengan manajemen dan segala seluk beluknya. Menarik? Ya, lumayanlah, setidaknya tidak seperti kampus saya yang pertama, tapi tetap saja saya masih merasa ada yang kurang. Saya masih belum bisa menemukan saya yang sepenuhnya.
Saya masih kurang puas dengan apa yang saya dapat!
Lalu apa sebenarnya inti dari semua ketikan panjang ini?
Saya hanya ingin bilang bahwa dalam melakukan apapun dalam hidup ini, interest, minat atau ketertarikan kita dalam suatu hal adalah merupakan modal yang penting. Baik itu dalam pemilihan karir, pendidikan atau apapun. Tanpa interest yang tinggi, semua akan sia-sia, karena kita tidak akan pernah bisa mengeluarkan potensi terbaik kita dan yang paling parah adalah kita akan merasa 'kosong' walaupun sudah dijejali apapun dari lingkungan kita.
Ya, kita masih sering dengar dalam masyarakat atau orang tua kita berkata : "Ah, kamu kuliah jurusan itu, mau kerja apa?" itu kadang membuat kita merasa tak yakin dengan apa yang akan kita lakukan, tapi percayalah melakukan apa yang sesuai dengan interest kita akan lebih membuat kita merasa hidup.
Ini hidup kita, bukan milik orang lain. Menjadi apa yang kita inginkan lebih penting daripada menjadi apa yang orang lain inginkan.
Assuredness. Knowing what you want. Ini adalah hal yang penting. Saya masih mencari apa yang ingin saya ingini, dan suatu saat mudah-mudahan saya bisa menemukannya.
I dont know why am I being so speechless like this.
I dont know why am I being so speechless like this.
Seriously, being single for too long can damage your mojo--
Seriously, being single for too long can damage your mojo--
26 Mei 2011
Remuk Redam Rasanya
Remuk redam rasanya
Tidak, terima kasih.
Saya tak akan melangkah jauh lebih dari ini
Sudah tak ingin lagi saya peduli.
Persetan mereka mau bilang apa
Saya yang tahu!
Saya yang merasa!
Jangan pernah bilang saya tak pernah berbuat apa-apa
Sudah cukup lama saya menunggu,
mungkin sudah waktunya pergi
dan mencari tanah lain untuk dijejak.
Tak ada gunanya lagi menuggu
Untuk kamu yang tak pernah peduli
Tidak, terima kasih.
Saya tak akan melangkah jauh lebih dari ini
Sudah tak ingin lagi saya peduli.
Persetan mereka mau bilang apa
Saya yang tahu!
Saya yang merasa!
Jangan pernah bilang saya tak pernah berbuat apa-apa
Sudah cukup lama saya menunggu,
mungkin sudah waktunya pergi
dan mencari tanah lain untuk dijejak.
Tak ada gunanya lagi menuggu
Untuk kamu yang tak pernah peduli
15 Mei 2011
Feodalisme, riwayat mu kini...
Pernah dengar istilah feodalisme? Pastinya pernah dong, di buku pelajaran Sejarah kala SD sampai SMA. Terus emang ada apa dengan sih konsep feodalisme itu?
Feodalisme adalah konsep kekuasaan jaman dulu, dimana kekuasaan dimiliki oleh pemilik modal dari lahan pertanian di daerah jajahan. Pemilik modal ini dulu adalah orang-orang Belanda yang membuka lahan-lahan pertanian di Indonesia. Untuk memastikan kelancaran pertanian mereka, orang Belanda biasanya menggunakan penguasa lokal sebagai bagian dari perpanjangan tangan kekuasaan mereka. Penguasa lokal ini biasanya adalah para bangsawan lokal yang menjadi tangan kanan bagi Belanda. Jadi, rakyat biasa disuruh bertani dengan sistem tanam paksa, kemudian hasil tani tersebut dijual kepada penguasa lokal, dan dari penguasa lokal ini nantinya akan dijual lagi kepada orang-orang Belanda.
Udah beres segitu aja? Belum!
Terkadang, permitaan dari tuan tanah asing itu macam-macam, belum lagi status negara ini yang waktu itu masih merupakan wilayah kolonial Belanda, pembebanan pajak dan eksploitasi terus menerus menjadi sebuah hal yang biasa bagi rakyat biasa waktu itu. Lagipula, rakyat jelata mua berbuat apa? Toh, penguasa lokal yang mereka harapkan terkadang malah memberi beban lebih bagi rakyat.
Contoh dalam hal pajak misalnya, bila penguasa lokal kurang memberi pajak kepada pemerintah kolonial, maka mereka akan menarik pajak lebih tinggi lagi kepada rakyat biasa, padahal rakyat biasa sudah habis mereka eksploitasi. Kekurangan pajak yang disetor ini terjadi karena adanya korupsi yang dilakukan oleh penguasa lokal. Penguasa lokal biasanya memperkaya diri mereka dengan jalan korupsi dan melakukan penipuan kepada penguasa asing. Sehingga, rakyat yang sudah dibebani pajak oleh pemerintah kolonial juga harus membebani diri mereka dengan pajak yang 'timbul' dari penguasa lokal. Rakyat biasa harus membayar dua kali pajak dan mereka tidak mendapatkan apapun atas hak hidup mereka. '
Tapi kan sekarang Indonesia sudah merdeka. Feodal-feodalan udah enggak ada dong? Pastinya ya? KATA SIAPA?
Orang-orang feodal masih banyak berkeliaran saat ini. Mereka yang minta dihormati dan ditinggikan karena uang yang mereka punya lebih banyak daripada orang lain. Mereka yang merasa dirinya lebih berharga karena uang mereka lebih banyak. Mereka yang minta selalu diutamakan di jalan umum karena memiliki mobil berharga ratusan juta rupiah. Mereka yang terus memperkaya diri dan tidak memberikan apapun pada masyarakat adalah feodal-feodal masa kini.
Para pejabat yang hanya membuat kebijakan untuk kepentingan golongan, partai, kolega dan kepentingan bisnis semata adalah para feodal masa kini. Bisa kita lihat semua kebijakan publik yang ada, belum ada yg memiliki manfaat yang cukup mengena bagi masyarakat. Mereka adalah kepanjangan tangan dari kaum barat yang ingin menghancurkan negara ini. Semua kepentingan hanya dilihat dan dinilai dari uang yang mungkin masuk ke kas negara (dan berakhir untuk saku mereka.) padahal beban yang harus dibayar oleh rakyat mungkin lebih besar. Feodalisme masih ada hingga saat ini. Orang-orang tamak yang nyaman diatas derita orang lain.
Jadi, kalau ada yang bertanya, kok negara ini engga bisa berkembang kek negara Asia atau ASEAN lain padahal sumber dayanya banyak? Simply, karena para penguasanya masih berpikir feodal. Mereka masih merasa bahwa mereka adalah para "pemilik tanah" atas rakyat. Mereka minta dilayani, diutamakan, diberi fasilitas yang nyaman seperti para bangsawan dan tuan tanah pada masa Belanda dulu. Mereka tak mau peduli dengan rakyatnya, karena kaum feodal adalah pedagang atas kepentingan pribadi mereka sendiri.
Jadi, kalau ada yang bertanya, kok negara ini engga bisa berkembang kek negara Asia atau ASEAN lain padahal sumber dayanya banyak? Simply, karena para penguasanya masih berpikir feodal. Mereka masih merasa bahwa mereka adalah para "pemilik tanah" atas rakyat. Mereka minta dilayani, diutamakan, diberi fasilitas yang nyaman seperti para bangsawan dan tuan tanah pada masa Belanda dulu. Mereka tak mau peduli dengan rakyatnya, karena kaum feodal adalah pedagang atas kepentingan pribadi mereka sendiri.
Langganan:
Postingan (Atom)