Saya pernah beli satu buku judulnya "Orang Baik Sulit Dicari" yang ditulis oleh Jakob Sumardjo. Sebenarnya saya tidak berharap banyak dari buku itu, karena saya lihat cetakannya cetakan lama dan harganya juga sangat murah, kurang dari Rp. 20.000. Tapi yah, lumayan sih buat nambah koleksi aja sih dengan harga semurah itu bisa dapat 1 buku baru, saya pikir. Tapi setelah saya buka dan baca di rumah, ternyata buku itu sangat.. hmmm kalau pake bahasa Mario Teguh, SUPER!!!
Buku itu berisi tentang pikiran-pikiran penulis tentang kehidupan sehari-sehari, masyarakat dan kebanggsaan. Beberapa hal ditulis berdasarkan sejarah dan sebagian besar ditulis dengan peuh filosofis. Sangat filosofis bahkan. Kemudian saya bertanya, "Emang Jakob Soemardjo siapa sih? Kok keren ginih bukunya?"
And, Google have it's answer!
Prof. Drs Jakob Sumardjo, esais kelahiran Klaten, Jawa Tengah, 26 Agustus 1939, adalah sulung dari tujuh bersaudara, putra P. Djojoprajitno, pensiunan ABRI. Ia menamatkan pendidikan SD Kanisius di Klaten dan Yogyakarta (1953). Kemudian melanjut ke SGB BOPKRI, Yogyakarta (1956) dan SGA BOPKRI, Yogyakarta (1959) serta kuliah di IKIP Sanata Dharma, Yogyakarta (1962) dan IKIP Negeri, Bandung (1970).
Setelah lulus sarjana muda dari IKIP Sanata Dharma, Yogyakarta, ia mengajar di SMA St. Angela Bandung, hingga 1980. Kemudian menjadi dosen dan ketua jurusan teater di Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Bandung, setelah sebelumnya meraih gelar sarjana dari IKIP Negeri Bandung.
Suami dari Jovita Siti Rochma dan ayah dari empat orang anak ini seorang penulis produktif kritikus sastra ternama di negeri ini. Dia sering menulis di harian Kompas, Suara Karya, Pikiran Rakyat, dan Sinar Harapan, serta majalah Horison, Prisma dan lain-lain.
”Di Indonesia, menjadi kritikus sastra cukup berat,” ujarnya. ”Ibarat tikus sawah, tiap kali muncul diuber dengan pentungan.” Kritikus di Indonesia, menurut dia, kalau mau survive harus tahan gebuk. ”Paling tidak, tebal kulitlah.” Toh, ia mengaku tiap minggu tetap menulis artikel sastra.
Jika tulisannya dimuat koran atau majalah, sesama rekan guru maupun dosen, bahkan istrinya, ”Hanya tertarik membaca nama saya,” kata Jakob. Tetapi tidak satu pun di antara mereka membaca isi tulisan itu. Ia pernah bertanya, mengapa mereka tidak membacanya? Jawab mereka kurang lebih sama, ”Saya ‘nggak ngerti yang Anda tulis.”
Sumardjo juga sudah menulis puluhan judul buku, antara lain Sastra dan Masyarakat Indonesia (Nurcahya, Yogyakarta, 1979), Novel Populer Indonesia (penerbit yang sama, 1981), Segi Sosiologis Novel Indonesia, (Pustaka Prima, 1980), Pengantar Novel Indonesia, (Unipress, Jakarta, 1984), dan Dari Khasanah Terjemahan, (Alumni, Bandung, 1985).
Saya dapat biografi itu dari situs ini. Ternyata ada yang membuat posting dari Beliau. Entah itu yang membuat beliau asli, atau ada orang yang mendedikasikan situs tersebut untuk sang penulis. Yah, dibaca-baca saja dulu. Siapa tahu tertarik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar