Pemandangan di atas cantik bukan? Itu Kota Bandung di malam hari diambil dari daerah Dago Atas. Tenang dan penuh kerlip lampu warna-warni. Kota yang indah sebenarnya. Kota Bandung sebenarnya adalah sebuah bekas cekungan dari Danau Purba Bandung ribuan tahun yang lalu. Saya kuliah di daerah Gegerkalong, daerah yag berada di belahan Bandung Utara, bila melihat dari lantai 4 dari kampus saya, maka akan nampak terlihat bawaha Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan. Bila dianalogikan, kota Bandung itu seperti ceruk sebuah mangkok. Disini gunung, disana gunung, ditengah-tengahnya kota Bandung......(Maaf, garing)
Well eniway, saya sebenarnya ingin membahasa tentang betapa sudah muaknya saya sama keadaan lalu lintas di Kota Bandung. Kurangnya kedisiplinan pengendara dan tata kota yang sangat-sangat-sangat buruk membuat kemacetan Kota Bandung benar-benar chaos.
Seperti yang saya bilang tadi, saya kuliah di daerah Gegerkalong dan rumah saya berada di daerah Cicaheum (Seriously? Cicaheum? Yeah, you can laugh now). Jalan yang harus saya lalui untuk menuju kampus adalah Jalan Cipaganti dan Setiabudi, and guess what? Kedua ruas jalan itu benar-benar macet setiap siang hari dan week end. Penyebabnya? Here is some clue : Rumah dan Mode. Ya, benar! Kendaraan yang keluar dari Factory Outlet yang satu ini benar-benar membuat chaos traffic di jalan Cipaganti dan Setiabudi.
Ah, cuman ruas itu aja kan? Hell, no!
Ruas jalan di kota Bandung itu sangat pendek sempit. Kemacetan di Cipaganti dan Setiabudi akan berimbas ke jalan-jalan lain sekitarnya, seperti jalan Lamping, Cemara, Sukajadi. Kita jadi tak punya pilihan lain selain menerima kemacetan akibat orang yang keluar masuk dari Rumah Moder, padahal dari POM Bensin Cipaganti sampai ke Rumah Mode kalau kosong bisa dilewati kurang dari 5 menit.
Ini yang membuat saya rada bingung dan aneh. Rumah Mode adalah biang macet di jalan Cipaganti dan sekitarnya, tapi kok masih bisa kokoh berdiri disana? Memang berapa kontribusi pajak yang mereka beri ke kota ini? Saya yakin tak sebesar dengan kerugian dari pengguna jalan yang dibuat macet oleh FO ini setiap harinya. Lalu saya pikir lagi, memangnya Rumah Mode bisa ada disitu kalau tak ada ijin nya? Pasti tidak!
Terus siapa yg ngeluarin ijinnya? Pemkot.
Apa Pemkot engga tau kalau tempat itu jadi titik kemacetan? Pasti tau.
Terus? Ya itu, entahlah. Saya engga ngerti kenapa kok masih dikasih ijin.
Kasus yang sama terjadi di Cihampelas dan Sukajadi. Kalau kita dari daerah utara kota Bandung ingin ke pusat kota, kita punya 4 alternatif jalan :
1. Dari arah Lembang masuk ke Gegerkalong Hilir, lewat Sarijadi terus ke Surya Sumantri, kemudian belok kiri lewat Pasteur
2. Dari Lembang-Setiabudi-belok kanan masuk Sukajadi-terus lurus ke Pasir Kaliki
3. Dari Lembang - Setiabudi-Cihampelas
4. Dari Lembang - Setia budi - belok kiri ke Siliwangi-Dago
Dan coba tebak, ke semua jalur itu macet!
kalau lewat jalur 1, kita bakal kena macet di depan Maranatha karena traffic light dan ada pintu keluar tol pasteur. Kalau lewat jalur 2 kita bakal kena macet di Sukajadi karena ada mall Paris van Java. Kalau lewat jaluar 3 kita bakal kena macet di Cihampelas karena ada Ciwalk dan bis-bis segede gaban berusaha parkir. Jalur ke 4 bakal kena macet di Siliwangi karena traffic light di Dago.
Dari ke 4 jalur itu, sama sekali engga ada jalur yang benar-benar bebas dari mall/pusat belanja. Semua dipakai buat urusan wisata belanja dan kuliner buat turis luar kota. Engga satu pun bebas dari pusat keramaian. Ini yang ngasih ijin apa engga mikir gitu? Masa dari 4 jalur tadi engga ada satupun yang steril dan bebas dari keramaian?
Mungkin alasannya bagus, untuk pendapatan pajak daerah, maka di kota Bandung harus banyak pusat-pusat penyedia jasa wisata. Tapi kalau begini yang ada, besarnya pajak daerah itu tidak sebanding dengan derita kemacetan yang dialami warga Kota Bandung. WARGA KOTA BANDUNG YANG HIDUP 24/7 DI KOTA BANDUNG DAN BUKAN YANG CUMAN NONGOL TIAP WEEKEND!
Itu baru satu spot aja yang macet, di Bandung ini masih banyak spot macet lainnya. Saya enggak ngerti sama pemkot ini, mau dibuat apa kota ini nantinya? Rencana macam apa yang bakal mereka lakukan untuk mengatasi hal ini? Semoga kejernihan hati dan ilmu selalu diberikan kepada pemimpin kita, agar mereka bisa berbuat lebih baik bagi umat. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar